Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demam Lassa yang Sedekade Lebih Tak Terdeteksi di Inggris Muncul Lagi, Satu Tewas

Kompas.com - 12/02/2022, 13:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Seorang pasien meninggal di Bedfordshire setelah ditemukan menderita demam Lassa, ketika jumlah total kasus orang yang didiagnosis dengan penyakit itu di Inggris menjadi tiga.

Kematian itu terjadi kurang dari 48 jam setelah terungkap bahwa dua orang telah didiagnosis dengan penyakit menular yang berpotensi mematikan dan kasus "kemungkinan" ketiga sedang diselidiki.

Baca juga: Demam Babi Afrika Apakah Berbahaya bagi Manusia?

Tapi pembaruan pada Jumat (11/2/2022), Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) mengatakan kasus "kemungkinan" sekarang telah dikonfirmasi dan telah meninggal.

Ini adalah pertama kalinya kasus penyakit menular yang berpotensi mematikan, yang disebabkan oleh virus Lassa, telah diidentifikasi di Inggris selama lebih dari satu dekade.

“Badan Keamanan Kesehatan Inggris dapat mengkonfirmasi bahwa kemungkinan kasus demam Lassa yang sedang diselidiki sekarang dikonfirmasi, sehingga jumlah total kasus menjadi tiga. Sayangnya, individu ini telah meninggal,” terang UKHSA dilansir Guardian.

“Kami menghubungi individu yang memiliki kontak dekat dengan kasus sebelum konfirmasi infeksi mereka, untuk memberikan penilaian, dukungan, dan saran yang tepat. Risiko bagi masyarakat umum tetap sangat rendah.”

Seorang juru bicara yayasan NHS rumah sakit Bedfordshire juga mengonfirmasi meninggalnya pasien terkonfirmasi demam Lassa yang berada dalam perawatannya, dan menyampaikan belasungkawa pada keluarga.

“Kami akan terus mendukung keluarga pasien dan staf kami dan bekerja sama dengan rekan-rekan dari UKHSA untuk melakukan latihan pelacakan kontak yang kuat.”

Baca juga: Biografi Walter Reed, Dokter Pelopor Penanganan Epidemi Tifus dan Demam Kuning

Salah satu dari dua kasus yang dikonfirmasi sebelumnya telah pulih, sementara UKHSA mengatakan pada Rabu (9/2/2022) bahwa pasien kedua menerima perawatan spesialis di yayasan yayasan NHS Royal Free London.

Tiga kasus berada dalam keluarga yang sama di timur Inggris dan terkait dengan perjalanan baru-baru ini ke Afrika barat.

Apa itu demam lassa?

Demam Lassa adalah penyakit hemoragik virus akut. Orang biasanya terinfeksi virus Lassa melalui paparan makanan atau barang-barang rumah tangga yang terkontaminasi dengan urin atau kotoran tikus yang terinfeksi. Virus ini juga dapat menyebar melalui cairan tubuh.

Orang yang tinggal di daerah Afrika barat dengan populasi hewan pengerat yang tinggi di mana penyakit ini endemik paling berisiko terkena demam Lassa.

Kasus impor jarang terjadi di tempat lain di dunia. Kasus-kasus seperti itu hampir secara eksklusif terjadi pada orang-orang yang bekerja di daerah endemik dengan pekerjaan berisiko tinggi seperti kedokteran, atau pekerja bantuan lainnya.

Baca juga: India Dilanda Demam Misterius, Puluhan Anak Meninggal dalam Seminggu

Kebanyakan orang dengan demam Lassa akan sembuh total. Namun, penyakit parah dapat terjadi pada beberapa individu. Gejala biasanya bertahap, dimulai dengan demam, kelemahan umum dan malaise.

Setelah beberapa hari mungkin ada sakit kepala, sakit tenggorokan, nyeri otot, nyeri dada, mual, muntah, diare, batuk dan sakit perut, menurut WHO.

Dalam kasus yang parah mungkin ada pembengkakan wajah, cairan di rongga paru-paru, pendarahan dari mulut, hidung, vagina atau saluran pencernaan dan tekanan darah rendah.

Ketulian terjadi pada 25 persen pasien yang sembuh. Dalam setengah dari kasus ini, pendengaran kembali sebagian setelah satu hingga tiga bulan.

Sebelum kasus ini, hanya ada delapan kasus demam Lassa yang diimpor ke Inggris sejak 1980. Dua kasus terakhir terjadi pada 2009. Tidak ada bukti penularan lanjutan dari kasus-kasus ini.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com