Biaya tinggi juga merupakan tantangan bagi Zukni, pemilik Triple Hot Spicy. Ia mengatakan mengakalinya dengan mengerjakan sebagian besar sendiri dan dibantu sang istri.
"Mulai dari belanja, masak, bersih-bersih, sampai melayani di kafe ini, semua harus saya kerjakan sendiri. Istri membantu memasak dan menyiapkan di rumah," ceritanya.
Makanan yang telah dimasak di rumah ini, dipanaskan kembali di tempatnya berjualan.
Zukni mengatakan sudah cukup lama membuat bakso dan menjualnya secara daring serta di berbagai bazar acara masyarakat Indonesia. Pekerjaan sebelumnya adalah supir mengantar tamu-tamu dari Indonesia.
Namun, pandemi Covid membulatkan tekadnya untuk menekuni usaha kuliner ini.
Ia menyebut prosedur ketat seperti izin usaha dan urusan pajak merupakan salah satu hal yang perlu dia lalui, sebelum dapat membuka warung ini. Dan untuk mengetatkan dana, semua dia kerjakan sendiri.
"Semua itu serba berbelit-belit dan susah ya tapi selama kami ikuti, perbaiki, lengkapi semuanya, akhirnya saya bisa buka."
Triple Hot spicy juga sempat tutup karena lockdown. namun dalam lebih tujuh bulan terakhir, kembali ramai. Mayoritas yang datang adalah orang Indonesia, kata Zukni.
"Perkembangan turis Indonesia dan mahasiswa yang mulai berdatangan ke kota London, ini menjadi penyemangat saya untuk ke depannya."
Usaha Zukni dengan Triple Hot Spicy belum masuk satu tahun namun ia mengatakan sudah memiliki rencana.
"Paling engga saya ingin membuka beberapa cabang di kota-kota lain dan bisa membuat produk-produk yang bisa dipasarkan di ritel-ritel besar di Inggris," kata Zukni lagi.
Pino juga punya rencana ekspansi. Dia berencana membuka restoran di Soho, juga kawasan ramai di pusat kota London.
"Saya cinta makanan Indonesia, saya orang Indonesia, saya mau membawa nama Indonesia ke kancah global. Saya mau makanan Indonesia bersaing dengan negara-negara tetangga Indonesia yang lainnya," kata Pino.
Baca juga: Novalia Pishesha, WNI Peneliti di AS, Temukan Vaksin Covid-19 yang Mudah Diproduksi di Indonesia