KIEV, KOMPAS.com - Ukraina tengah melatih puluhan pasukan cadangannya yang sewaktu-waktu siap dipanggil jika terjadi perang dengan Rusia.
Reuters melaporkan, Rusia telah menyebarkan sekitar 120.000 pasukan di sepanjang perbatasannya dengan Ukraina.
Kehadiran tentara Rusia tersebut membuat Barat khawatir bahwa Moskwa bisa melancarkan invasi ke Ukraina kapan saja.
Baca juga: Warga Perbatasan Rusia Tak Peduli Perang Lawan Ukraina, Tetap Memancing seperti Biasa
Khawatir atas ancaman tersebut, Ukraina membangun tentara cadangan dalam barisan Pasukan Pertahanan Teritorial awal tahun ini.
Melansir Reuters, Minggu (30/1/2022), Kiev berupaya untuk meningkatkan personel pasukan cadangan tersebut menjadi korps yang berjumlah 130.000 orang.
Meski skill mereka jauh di bawah tentara Rusia yang memiliki persenjataan yang lebih lengkap, pasukan cadangan dapat ditugaskan untuk melindungi situs-situs sipil di tengah konflik apa pun.
Pasukan cadangan ini berasal dari warga sipil yang dilatih setiap Sabtu di sebuah lokasi konstruksi mangkrak di pinggiran Kiev.
Baca juga: Hidup Tanpa Air, Listrik, dan Tetangga, Kisah 2 Lansia Telantar di Perbatasan Ukraina-Rusia
Beberapa di antara mereka mengenakan perlengkapan infanteri lengkap dengan senapan.
Di antara mereka bahkan berpengalaman bertempur melawan tentara Rusia ketika Moskwa mencaplok Crimea pada 2014.
Bagi yang tidak berpengalaman dan tidak memiliki senapan, mereka diberikan senapan kayu tiruan untuk berlatih.
"Saya khawatir," kata Konstantin Sevchuk, pekerja berusia 43 tahun yang pernah bertugas selama satu tahun di wilayah Donbass timur selama mobilisasi umum Ukraina.
Baca juga: Cerita Warga Sipil Ukraina Jadi Tentara Cadangan, Siap Dipanggil Perang Lawan Rusia
"Itu tidak benar-benar cocok dengan hidup saya, saya tidak benar-benar menginginkannya. Tetapi sekarang situasinya sedemikian rupa sehingga dibutuhkan," tutur Sevchuk.
Sementara itu, Mykhaylo (39) yang berprofesi sebagai pengacara, mengaku tak sabar untuk bertempur membela tanah airnya jika Rusia menyerang.
"Kegemaran saya terhadap kapal perang telah ada jauh sebelum perang. Sekarang sangat masuk akal untuk melakukannya," kata Mykhaylo saat latihan.
Di sisi lain, AS selalu mewanti-wanti bahwa intervensi militer mungkin dan akan segera terjadi.