Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bersiap yang Terburuk, Anak-anak Sekolah Ukraina Simulasi Ancaman Bom dan Rudal

Kompas.com - 29/01/2022, 18:00 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

KIEV, KOMPAS.com - Penegak hukum Ukraina menyelenggarakan simulasi ancaman bom dan rudal ditengah meningkatnya kekhawatiran perang Rusia Ukraina.

Simulasi ini juga digelar menanggapi serangkaian ancaman bom tipuan tahun ini memaksa evakuasi sekolah-sekolah di ibukota Kiev, dan kota-kota lain, termasuk Kharkiv, Lviv dan Zaporizhzhia,

Kiev menyalahkan kekhawatiran itu pada Rusia, yang telah melancarkan perang hibrida melawan bekas bagian Soviet, sementara mengancam invasi besar-besaran dengan mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara di dekat perbatasan Ukraina.

Baca juga: Jaga-jaga Perang Rusia-Ukraina, AS Segera Kirim Pasukan ke Eropa Timur

"Tujuan dari pasukan khusus Rusia jelas - untuk memberikan tekanan tambahan pada Ukraina, menabur kecemasan dan kepanikan di antara masyarakat," kata Dinas Keamanan Ukraina melansir Reuters pada Jumat (29/1/2022).

Badan itu menambahkan bahwa pihaknya telah mencatat lebih dari 300 ancaman bom sepanjang tahun ini (Januari), dibandingkan dengan 1.100 untuk seluruh tahun 2021.

Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov tidak menanggapi permintaan komentar.

Pejabat Rusia menyalahkan Ukraina atas serangkaian tipuan bom serupa yang telah memaksa sekolah, pusat perbelanjaan, dan taman kanak-kanak Rusia untuk mengevakuasi puluhan ribu orang.

Setelah jeda, peringatan hoax di Rusia dilanjutkan bulan ini karena ketegangan antara Moskwa dan Kiev meningkat.

Baca juga: Rusia Pasok Darah dan Bahan Medis ke Perbatasan, Siap Perang Lawan Ukraina?

Pada 2014, Moskwa mencaplok Krimea dari Kiev dan mendukung pemberontak memerangi pasukan pemerintah di Ukraina timur, konflik yang belum terselesaikan dan telah menewaskan 15.000 orang hingga saat ini.

Barat kini telah mengancam Rusia dengan sanksi berat jika menyerang lagi. NATO - aliansi militer Barat yang kembali ke Perang Dingin dan Ukraina yang ingin bergabung - telah menempatkan pasukannya dalam keadaan siaga.

Amerika Serikat (AS) memimpin negosiasi internasional dengan Moskwa, untuk meredakan eskalasi terbaru dari ketegangan Timur-Barat. Namun risiko intervensi militer Rusia secara terbuka mungkin bukan yang paling mendesak bagi Ukraina.

Lembaga pemikir Strategi Pertahanan Ukraina mengatakan ancaman utama adalah "invasi hibrida", termasuk lebih banyak serangan dunia maya, penyebaran informasi palsu, serta ancaman bom di sekolah, sistem kereta bawah tanah, kantor administrasi, dan tempat lain.

Baca juga: Rusia Pasok Darah dan Bahan Medis ke Perbatasan, Siap Perang Lawan Ukraina?

"Itu selalu sangat sensitif ketika menyangkut anak-anak. Ini menciptakan banyak ketegangan dan stres bagi orang tua, bagi seluruh masyarakat," kata Alina Frolova, wakil kepala lembaga pemikir dan mantan wakil menteri pertahanan Ukraina.

"Ini (ancaman) mengikat layanan penegakan hukum. Lebih mudah membuat kesalahan ketika ketegangan terus-menerus membuat semua orang lelah. Ini mengacaukan dan menurunkan moral penduduk."

Masyarakat ikut waspada

Kondisi itu membuat Ukraina relatif tenang, meski tetap gugup.

Halaman:
Sumber Reuters

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com