Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kecanduan Gula dan "Junk Food", Ribuan Monyet Makin Agresif Teror Kota di Thailand

Kompas.com - 16/01/2022, 17:33 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

LOPBURI, KOMPAS.com - Gerombolan monyet liar yang makin agresif meneror sebuah kota di Thailand setelah kecanduan makanan cepat saji dan minuman yang mengandung gula.

Rekaman yang diambil pada Selasa (11/1/2022) menunjukkan lusinan hewan berkeliaran di jalanan, melompati mobil, memanjat manusia dan bahkan mencuri makanan dan barang-barang mereka.

Video mengejutkan lainnya menunjukkan penduduk setempat membagikan tabung plastik berisi gula dan sirup. Monyet-monyet itu pun terlihat mengisapnya hingga kering, sebelum mengejar seorang pria yang membagikan pisang.

Baca juga: 1.500 Orang Hadiri Pemakaman Monyet di India dengan Prosesi Massal dan Pesta

Rasa takut mereka terhadap manusia tampaknya berkurang. Sejumlah monyet menunjukkan perilaku yang sangat berani. Beberapa memanjat kaca depan kendaraan yang bergerak dan melompati semua orang di jalan.

Penduduk setempat mengatakan kemunculan geng saingan ke wilayah yang telah ditandai bisa mengakibatkan bentrokan parah antar geng monyet.

Kondisinya makin mengkhawatirkan sejak turis mulai kembali ke Thailand setelah pembatasan virus corona dilonggarkan pada November 2021.

Monyet Lopburi yang makin agresif mulai mengkhawatirkan penduduk. Apalagi saat ini, jumlah primata tersebut di kota sudah berlipat ganda selama pandemi.

Jalan-jalan kota dirusak oleh ribuan kera yang kini “berbahan bakar gula”, yang bersaing keras untuk makanan dan wilayah.

Baca juga: Aparat Tangkap Dua Monyet yang Dilaporkan Bunuh 250 Anjing untuk “Balas Dendam”

Gula dan junk-food dari penduduk

Kota Lopburi, sekitar 90 mil sebelah utara ibu kota Bangkok, terkenal dengan populasi monyetnya yang menarik perhati turis dari seluruh dunia. Penduduk setempat bahkan mengadakan festival tahunan untuk menghormati primata itu.

Akan tetapi selama penguncian coronavirus, kera mulai memasuki bangunan dan reruntuhan yang sepi untuk berlindung dan mulai berkembang biak.

Namun seiring waktu, mereka menjadi lebih berani dan mulai menyerbu tempat umum dan pribadi seperti toko, restoran, bioskop dan sekolah, terkadang dengan gerombolan makhluk yang menyerbu tempat itu.

Sejumlah insiden terjadi dalam beberapa tahun terakhir di mana hewan-hewan itu mendatangkan malapetaka.

Pada Maret 2020, monyet-monyet terlibat dalam perkelahian massal yang mencengangkan karena makanan saat Thailand mengalami lockdown.

Baca juga: KABAR DUNIA SEPEKAN: Monyet Balas Dendam Bunuh Ratusan Anjing | Omicron Berkembang 70 Kali Lebih Cepat daripada Delta

Dengan penurunan pariwisata yang tiba-tiba, ketersediaan makanan para monyet yang biasa menerima pemberian makanan turis ikut berkurang. Perilaku mereka akhirnya menjadi lebih ganas dan tidak menentu.

“Monyet-monyet itu sangat terbiasa dengan turis yang memberi mereka makan dan kota tidak memberikan ruang bagi mereka untuk berjuang sendiri,” kata Supakarn Kaewchot, seorang dokter hewan pemerintah melansir Daily Mail pada Jumat (14/1/2022).

“Dengan perginya turis, mereka menjadi lebih agresif, melawan manusia demi makanan untuk bertahan hidup. Mereka menyerang gedung-gedung dan memaksa penduduk setempat meninggalkan rumah mereka.”

Sejak insiden itu, penduduk setempat memberi makan kera dengan makanan cepat saji murah untuk mencegah bentrokan hebat. Tetapi itu ternyata memberi para monyet lebih banyak energi dan menyebabkan mereka berkembang biak lebih cepat.

Seluruh blok kota dengan cepat menjadi terlarang bagi manusia ketika primata mengambil alih dan mempertahankan wilayah mereka dengan ganas.

Seekor monyet terlihat menyeruput dari tabung plastik berisi sirup yang dibagikan oleh penduduk setempat. VIRAL PRESS via DAILY MAIL Seekor monyet terlihat menyeruput dari tabung plastik berisi sirup yang dibagikan oleh penduduk setempat.

Baca juga: Sejarah Hari Monyet Sedunia 14 Desember, Ternyata Berawal dari Bercanda

 

Satu bioskop bahkan dibiarkan berfungsi sebagai pangkalan dan kuburan kera. Gerombolan monyet mengubur rekan-rekan yang mati di ruang proyeksi bioskop.

Sejak itu penduduk setempat mengatakan bahwa siapa pun yang mencoba masuk akan diserang.

Sementara itu, pada Februari 2021, puluhan monyet mengambil alih kolam renang sekolah dan mengacak-acak tempat sampah untuk mencari sisa-sisa makanan.

Banyak yang berkumpul di sekitar kuil Buddha kuno tetapi mereka juga telah mengambil alih sebuah bioskop, hingga memaksa pemilik sebelumnya untuk pindah dan menutup bisnis tersebut.

“Semakin banyak mereka makan, semakin banyak energi yang mereka miliki... sehingga mereka berkembang biak lebih banyak,” kata Pramot Ketampai, yang mengelola kuil di sekitar kuil Prang Sam Yod.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

AS Akui Penggunaan Senjata oleh Israel di Gaza Telah Langgar Hukum Internasional

Global
[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

[POPULER GLOBAL] Netanyahu Tanggapi Ancaman Biden | Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Gagal

Global
Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com