LONDON, KOMPAS.com - Para ahli Inggris pada Senin (10/1/2022) mengatakan, dugaan mutasi virus corona berjuluk Deltacron yang ditemukan di laboratorium Siprus kemungkinan besar adalah kontaminasi lab, bukan varian baru yang mengkhawatirkan.
Media Siprus melaporkan penemuan itu pada Sabtu (8/1/2022), menggambarkannya sebagai latar belakang genetik varian Delta bersama dengan beberapa mutasi Omicron.
Meskipun ada kemungkinan menggabungkan virus corona secara genetik, itu jarang terjadi, dan para ilmuwan yang menganalisis penemuan yang disebut "Deltacron" mengatakan, itu tidak mungkin.
Baca juga: Siprus Temukan 25 Kasus Varian Deltacron, Gabungkan Varian Delta dan Omicron
"Urutan 'Deltacron' Siprus yang dilaporkan oleh beberapa media besar terlihat jelas merupakan kontaminasi," ujar Tom Peacock, ahli virologi dengan departemen penyakit menular di Imperial College London, dalam twitnya akhir pekan lalu.
Small update: the Cypriot 'Deltacron' sequences reported by several large media outlets look to be quite clearly contamination - they do not cluster on a phylogenetic tree and have a whole Artic primer sequencing amplicon of Omicron in an otherwise Delta backbone.
— Tom Peacock (@PeacockFlu) January 8, 2022
Jeffrey Barrett, kepala Inisiatif Genomik Covid-19 di Institut Wellcome Sanger Inggris, mengatakan bahwa dugaan mutasi terletak pada bagian genom yang rentan terhadap kesalahan dalam prosedur pengurutan tertentu.
"Ini hampir pasti bukan rekombinan biologis dari garis keturunan Delta dan Omicron," katanya pada Senin dikutip dari AFP.
Para ilmuwan sangat ingin melawan banjir disinformasi tentang Covid-19, yang sebagian besar beredar secara online.
Pekan lalu, laporan yang belum diverifikasi muncul tentang virus "florona" atau "flurone" - kombinasi flu dan virus corona - yang ditolak Badan Kesehatan Dunia (WHO) pada Senin.
"Jangan gunakan kata-kata seperti Deltacron, florona atau flurone. Tolong," tulis Maria van Kerkhove, ahli epidemiologi penyakit menular di WHO, di Twitter.
"Kata-kata tersebut menyiratkan kombinasi virus/varian dan itu tidak terjadi," katanya.
Jumping in late here: Let’s not use words like deltacron, flurona or flurone. Please ????
These words imply combination of viruses/variants & this is not happening. “Deltacron” is likely contamination during sequencing, #SARSCoV2 continues to evolve & see flu co-infection????below. https://t.co/rNuoLwgCzN
— Maria Van Kerkhove (@mvankerkhove) January 10, 2022
Baca juga: Pertama Kali, Ibu Hamil di Israel Terinfeksi Florona, Gabungan Covid-19 dan Influenza
Walaupun orang dapat menderita influenza dan virus corona pada saat yang sama, kedua virus itu tidak dapat bergabung.
Berbeda dengan varian baru Covid-19 seperti Omicron yang sangat berdampak pada jalannya pandemi, kasus infeksi simultan flu dan virus corona bukanlah hal baru.
Sejak awal pandemi, virus corona telah memunculkan belasan varian yang empat di antaranya ditetapkan menjadi perhatian oleh WHO, yakni Alpha, Beta, Delta, dan Omicron.
Baca juga: 5 Kabar Baik tentang Varian Omicron