Kazakhstan, di sisi lain, tidak memiliki kosmonaut dengan tingkat pengalaman seperti Krikalev, yang berarti butuh waktu untuk melatih seseorang menjadi penggantinya.
Dan sementara itu, Krikalev masih berada di ruang angkasa, terekspos pada risiko fisik dan mental yang hingga kini masih belum diketahui efeknya.
Menurut NASA, berada di luar angkasa dapat menimbulkan risiko yang berkaitan dengan radiasi, yang bisa saja menyebabkan kanker atau penyakit degeneratif lainnya.
Kurangnya gravitasi dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan tulang; dan sistem imun tubuh juga bisa mengalami perubahan.
Sementara isolasi dapat memicu masalah-masalah psikologis, seperti perubahan perilaku atau kehilangan mood.
Tapi Krikalev, bagaimanapun, selalu tahu bahwa tugasnya adalah untuk tetap berada di luar angkasa.
Baca juga: 3 Senjata Ganas Uni Soviet yang Buat Pasukan Nazi Kocar-kacir
Pada Oktober, tiga kosmonaut baru tiba di stasiun luar angkasa MIR, tapi tak seorang pun dari mereka dilatih untuk menggantikan Krikalev.
Menurut Lewis, orang-orang yang paling khawatir terhadap Krikalev justru mereka yang berada di luar Uni Soviet. Mereka berkata, "Bayangkan, seorang pria ditinggalkan begitu saja di angkasa luar."
Bagi pemerintah Rusia, bagaimanapun, masalahnya sederhana saja. "Mereka memiliki prioritas lain, permasalahan lain."
Ditambah lagi, pada 25 Oktober 1991, Kazakhstan mendeklarasikan kedaulatannya, yang berarti, kosmodrom tempat meluncur Krikalev tidak lagi di bawah kendali Rusia.
Baca juga: Uni Soviet Pecah, Kosmonot Terakhirnya Sempat Terjebak di Luar Angkasa
Pada 25 Desember 1991, Uni Soviet sepenuhnya kolaps.
Hari itu, Gorbachev mengumumkan pengunduran dirinya karena masalah kesehatan, mengakhiri kekaisaran yang telah terluka parah.
Uni Soviet pecah menjadi 15 negara, dan pemerintahan yang mengirim Krikalev ke ruang angkasa tidak ada lagi.
Leningrad, kota kelahirannya, kelak disebut Saint Petersburg.
Baca juga: Putin Sebut AS Lakukan Kesalahan Seperti Uni Soviet
Sementara itu, saat hiruk-pikuk ini terjadi, di luar angkasa Krikalev menghabiskan waktunya memandangi Bumi, mendengarkan musik yang dimainkan oleh rekan-rekannya, dan tentu saja, berbicara di radio.
Tepat tiga bulan setelahnya, pada 25 Maret 1992, Krikalev dan Volkov kembali ke Bumi.
Jika ditotal, Krikalev menghabiskan 312 hari di luar angkasa, mengitari Bumi selama 5.000 kali.
"Senang sekali bisa kembali ke Bumi, meskipun kami harus beradaptasi kembali dengan gravitasi, kami dapat membebaskan diri dari beban psikologi," kata Krikalev.
"Saya tidak akan menyebut momen itu sebagai euforia, tapi yang jelas itu sangat menyenangkan."
Dan meskipun telah menjalani semua pengalaman ini, Krikalev mengaku siap melakukan perjalanan lain.
Pada 2000, dia adalah salah satu dari kru pertama yang melakukan perjalanan ke Stasiun Ruang Angkasa Internasional (ISS), simbol era eksplorasi luar angkasa baru, yang meninggalkan pertarungan lawas dan membuka jalan bagi kolaborasi beberapa negara untuk membuka tabir misteri alam semesta.
Baca juga: Alat Mata-mata AS untuk Uni Soviet Ini Kini Jadi Pemecah Misteri Ekologi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.