Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Jadi Republik Baru, Apa Tantangan Barbados ke Depannya?

Kompas.com - 28/11/2021, 15:48 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber AFP

BRIDGETOWN, KOMPAS.com - Barbados akan memutuskan hubungan dengan monarki Inggris.

Tetapi warisan masa lalu kolonial yang terkadang brutal ditambah dampak pandemi pada pariwisatanya menimbulkan tantangan besar bagi wilayah yang terletak pulau Karibia ini.

Dilansir AFP, Barbados memang akan menjadi republik paling baru di dunia.

Baca juga: Barbados Akan Pisah dengan Kerajaan Inggris, Berdiri Sendiri sebagai Republik

Terkenal karena pantai dan kecintaan akan kriketnya, Barbados minggu ini akan menggantikan kepala negaranya, Ratu Elizabeth II, dengan wakilnya saat ini, Gubernur Jenderal Sandra Mason.

Upacara pada Senin malam hingga Selasa akan mencakup parade militer dan perayaan saat Mason dilantik sebagai presiden.

Pangeran Charles, pewaris takhta Inggris, dikabarkan akan turut. menyaksikan.

Era baru ini telah memicu perdebatan di antara 285.000 populasi selama berabad-abad pengaruh Inggris, termasuk lebih dari 200 tahun perbudakan hingga 1834, dan Barbados akhirnya merdeka pada 1966.

"Sebagai seorang gadis muda, ketika saya mendengar tentang ratu, saya akan sangat senang," kata Sharon Bellamy-Thompson, 50, seorang penjual ikan di ibu kota Bridgetown.

Ia ingat saat berusia sekitar delapan tahun, ia melihat ratu dalam sebuah kunjungan.

"Seiring bertambahnya usia, saya mulai bertanya-tanya apa arti ratu ini bagi saya dan bangsa saya. Itu tidak masuk akal," katanya.

"Memiliki presiden wanita Barbados akan luar biasa," tambahnya.

Baca juga: Davis Cup 2021, Kunci Melawan Petenis Terkuat Barbados

Bagi aktivis muda seperti Firhaana Bulbulia, pendiri Asosiasi Muslim Barbados, kolonialisme dan perbudakan Inggris berada di balik ketidaksetaraan modern di pulau itu.

"Kesenjangan kekayaan, kemampuan untuk memiliki tanah, dan bahkan akses ke pinjaman dari bank, semuanya berkaitan dengan struktur yang dibangun di bawah kekuasaan Inggris," kata Bulbulia.

"Rantai (perbudakan) sebenarnya telah putus dan kami tidak lagi memakainya, tetapi rantai mental terus bertahan dalam pola pikir kami," tambahnya.

Pada bulan Oktober, Barbados memilih Mason untuk menjadi presiden pertamanya, satu tahun setelah Perdana Menteri Mia Mottley menyatakan bahwa negara itu akan "sepenuhnya" meninggalkan masa lalu kolonialnya.

Baca juga: Profil Rihanna, Penyanyi Barbados Peraih Grammy Awards

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com