Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petarung MMA Bunuh Dokter Setelah Berdebat soal Vaksin Covid-19

Kompas.com - 18/11/2021, 15:25 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

MOSKWA, KOMPAS.com - Seorang petarung MMA yang menyebut dirinya sebagai "Pembunuh yang Tidak Divaksin" telah menusuk seorang dokter dengan tulang hewan hingga tewas setelah berdebat soal vaksinasi Covid-19.

Akmal Khozhiev (27 tahun) ditahan di Guam karena diduga mencekik dan menusuk Dr Miran Ribati dengan tulang hewan sisa makanan, sesperti yang dilansir dari The Sun pada Selasa (16/11/2021).

Menurut laporan media lokal, ibu Khozhiev dan saudara perempuannya telah mencoba menghentikan serangan Khozhiev terhadap dokter tersebut.

Baca juga: Duel MMA Brutal, Petarung Pria Hajar Wanita Habis-habisan sampai KO

Namun, usaha menghentikan pria anti-vaksin itu sia-sia. Dokter itu meninggal karena luka fatal dari serangan pria petarung MMA tersebut.

Dr Ribati adalah ahli radiologi yang berusia 44 tahun yang tinggal di Guam selama lebih dari satu dekade.

Pria petarung MMA itu sudah dikenal sebagai anti-vaksin, menjalankan kampanye melawan vaksin Covid-19 di media sosial.

Pria yang telah menikah dan memiliki seorang putra itu mengklaim bahwa "vaksin (Covid-19) tidak berguna", mendesak orang untuk "bermasker" saja.

Awalnya, petarung MMA anti-vaksin menganggap Dr Ribati sebagai kliennya saat makan malam bersama. Namun, kemudian mereka saling berdebat soal vaksinasi Covid-19.

Baca juga: Ejek Lawan dengan Tunjukkan Mainan Seks, Petarung MMA Ini Dihajar Habis-habisan

Pada puncaknya petarung MMA anti-vaksin itu berkata kepada Dr Ribati, "Saya tidak mempercayai Anda lagi."

Setelah itu menurut laporan di Guam bahwa dokter radiologi ditemukan tergeletak tak bernyawa dengan genangan darahnya di lantai.

Seorang saksi mata mengatakan bahwa petarung MMA anti-vaksin Covid-19 itu berkata kepada petugas, "Pak, ini saya, saya membunuhnya."

Pihak berwenang di Guam telah mendakwanya dengan pembunuhan dan penyerangan yang parah, penggunaan senjata mematikan, pencekikan, penusukan yang kejam, penyerangan dan kekerasan keluarga.

Khozhiev pernah belajar di Universitas Penerbangan Sipil Negeri St Petersburg, dan kemudian berhenti bekerja di bandara Pulkovo kota.

Dia kemudian sempat bekerja sebagai peatih di gym sebelum dipecat karena "mengancam pelanggan".

Baca juga: Alat Kelamin Patah saat Bercinta dengan Pacar, Harga Diri Petarung MMA Ini Terluka

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi 'Zero Conflict'

Anarki Laut China Selatan dan Urgensi Strategi "Zero Conflict"

Global
Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Italia Buru 142 Tersangka Anggota Mafia 'Ndrangheta

Global
Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Rangkuman Hari Ke-811 Serangan Rusia ke Ukraina: 280 Warga Sri Lanka Ikut Perang | Menhan Baru Rusia Ungkap Prioritasnya

Global
AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

AS: Boeing Bisa Dituntut atas Jatuhnya Lion Air dan Ethiopian Airlines

Global
Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Mengapa Presiden Putin Ganti Menteri Pertahanannya?

Internasional
Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Konflik Gaza Dominasi Kampanye Pilpres AS, Isu Ukraina Memudar

Global
Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Taiwan Deteksi 45 Pesawat China Terbang Dekati Wilayahnya, Terbanyak Sejauh Ini

Global
AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

AS Siap Kirim Senjata Lagi ke Israel, Kali Ini Senilai Rp 16,1 Triliun

Global
Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Dituding Israel Tak Izinkan Bantuan Masuk ke Gaza, Mesir: Kalian Putar Balikkan Fakta 

Global
Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Bebas Visa ke Korea Selatan, Mengapa Tak Kunjung Terwujud?

Global
PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

PBB: 56 Persen Korban Tewas di Gaza adalah Perempuan dan Anak-anak

Global
[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

[POPULER GLOBAL] Warga Israel Rusak Bantuan untuk Gaza | Jet Israel Bom Kamp Pengungsi Nuseirat

Global
Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Erdogan: Lebih dari 1.000 Anggota Hamas Dirawat di RS Turkiye

Global
Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Pemerintah Arab: Ibadah Haji Tanpa Izin akan Ditahan dan Kena Sanksi

Global
Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Tank Israel Terus Bergerak ke Rafah, Warga Sipil Kembali Mengungsi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com