Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Novalia Pishesha, WNI Peneliti di AS, Temukan Vaksin Covid-19 yang Mudah Diproduksi di Indonesia

Kompas.com - 16/11/2021, 18:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

"Innovators Under 35 MIT Technology Review" merupakan pengakuan terhadap para inovator muda yang karya-karyanya dapat merevolusi gaya hidup dan membentuk masa depan dunia teknologi dan industri.

Pendiri Facebook, Mark Zuckerberg, pendiri Google, Larry Page, dan pendiri Twitter, Jack Dorsey, sebelumnya juga menghiasi daftar tersebut.

Sebelum menekuni bidang rekayasa hayati (bio-engineering), Nova menamatkan pendidikan SMA di Singosari, Malang, Jawa Timur. Sejak dulu, ia ingin menguasai ilmu yang bisa membantunya menolong orang-orang sakit. Pasalnya, beberapa orang terdekatnya “meninggal tiba-tiba” setelah sakit tanpa diagnosis.

“Saya punya bibi yang saat saya beranjak dewasa menderita lupus, sebuah penyakit autoimun yang cukup umum. Beberapa teman saya juga menderita dan meninggal karena lupus waktu SMP. Hal-hal seperti itu yang benar-benar membuat Anda sadar bahwa ada banyak penyakit yang tidak dapat disembuhkan."

Nova sempat kuliah kedokteran selepas SMA, ketika ia memutuskan untuk keluar karena tidak cocok dengan sistem pendidikan di kampusnya.

Ia lantas bekerja bersama orang tuanya dan menjadi guru les, sebelum merantau ke San Francisco, AS. Di negeri Paman Sam, ia berkuliah di City College of San Francisco dan lulus dalam bidang rekayasa hayati dari University of California at Berkeley pada 2011 melalui beasiswa.

Nova melanjutkan pendidikannya di Massachusetts Institute of Technology (MIT) pada tahun 2012 dan meraih gelar PhD dalam bidang yang sama pada tahun 2018.

Baca juga: Kisah Moorissa Tjokro, Satu-satunya Gadis WNI Insinyur Autopilot Mobil Tesla

Nova meraih gelar doktoral dari Massachusetts Institute of Technology pada 2018.DOK NOVALIA PISHESHA via VOA INDONESIA Nova meraih gelar doktoral dari Massachusetts Institute of Technology pada 2018.
“Sebagai mahasiswa doktoral, saya melakukan penelitian rekayasa sel darah merah dan kemudian mendaftarkan beberapa hak paten dari situ. Kemudian, penasihat studi doktoral saya mendirikan perusahaan dari penelitian itu, yang kini menjadi perusahaan bioteknologi yang melantai di bursa saham sejak beberapa tahun lalu,” ungkap Nova.

“Pada intinya, hal itu membuat saya berpikir bahwa apa yang saya kerjakan mungkin sangat bermanfaat, maka itu saya lanjutkan saja sambil mencari kesempatan, membangun lebih banyak hal, menemukan lebih banyak hal, menciptakan lebih banyak hal, dan semoga saja – karena sekarang Indonesia tampaknya membutuhkan lebih banyak vaksin – temuan vaksin ini bisa bermanfaat.”

Nova bersama pembimbing tesis doktoralnya, Prof Harvey Lodish dan Prof Hidde Ploegh.DOK NOVALIA PISHESHA via VOA INDONESIA Nova bersama pembimbing tesis doktoralnya, Prof Harvey Lodish dan Prof Hidde Ploegh.
Selain disibukkan dengan penelitian dan bimbingan mahasiswa, Nova juga menjadi konsultan bagi sejumlah perusahaan dan tengah membangun perusahaan rintisan yang bergerak dalam bidang bioteknologi. 

Virginia Gunawan dan Naras Prameswari juga berkontribusi pada laporan ini.

Artikel ini pernah dimuat di VOA Indonesia dengan judul Peneliti Indonesia di AS Temukan Calon Vaksin COVID-19 yang Mudah Diproduksi di Tanah Air

Baca juga: WNI Asal Cimahi Kuliah di MIT, Rancang Panel Surya Versi Baru untuk Indonesia

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com