JENEWA, KOMPAS.com – Kasus Covid-19 di Eropa telah melonjak 50 persen bulan lalu sehingga benua tersebut kembali menjadi episentrum pandemi.
Hal tersebut disampaikan Direktur Eksekutif Program Kegawatdaruratan WHO Michael Ryan di Jenewa, Swiss.
Melansir Associated Press, Jumat (5/11/2021), Ryan mengatakan Eropa menjadi episentrum Covid-19 lagi meski pasokan vaksin melimpah.
Baca juga: Zhang Zhan, Jurnalis Warga Peliput Awal Covid-19 di Wuhan, Nyaris Tewas di Penjara
“Mungkin ada banyak vaksin yang tersedia, tetapi penyerapan vaksin belum merata,” kata Ryan.
Ryan lantas menyerukan otoritas Benua Eropa untuk menutup kesenjangan dalam vaksinasi.
Di sisi lain, Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, negara-negara yang telah memvaksinasi lebih dari 40 persen populasinya harus berhenti.
“Tidak ada lagi booster yang harus diberikan kecuali kepada orang dengan gangguan kekebalan,” kata Tedros.
Baca juga: 6 Serba-serbi Pil Merck Molnupiravir, Obat Covid-19 Pertama yang Bisa Diminum
Dia menambahkan, sebagai gantinya, negara-negara harus menyumbangkan dosis booster mereka kepada negara-negara berkembang yang warganya belum mendapat dosis pertama.
Tedros juga menyerukan para produsen vaksin untuk memprioritaskan COVAX, skema sekaligus upaya yang didukung PBB dalam distribusi vaksin secara global.
Sejauh ini, Pfizer hanya menjual 1 persen dari pasokannya ke COVAX dan Moderna hanya menyediakan 1 juta dosis ke negara berkembang pada akhir Oktober.
Lebih dari 60 negara telah mulai memberikan dosis booster untuk memerangi penurunan kekebalan sebelum musim dingin, ketika gelombang Covid-19 diperkirakan akan muncul.
Baca juga: Pil Covid Merck Molnupiravir, Inggris Jadi Negara Pertama yang Setujui Penggunaannya
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.