Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Perintahkan Warganya Menimbun Makanan dan Kebutuhan Pokok Sehari-hari

Kompas.com - 03/11/2021, 16:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

BEIJING, KOMPAS.com - China memberitahu warganya untuk menimbun makanan dan kebutuhan sehari-hari lainnya, setelah banjir dan penguncian virus corona memicu kekhawatiran akan kekurangan barang-barang penting.

Arahan kementerian perdagangan China pada Senin (1/11/2021) menimbulkan kekhawatiran di media sosial domestik, bahwa hal itu mungkin dipicu oleh meningkatnya ketegangan dengan Taiwan.

Baca juga: Kasus Covid-19 di China Naik Lagi, Resepsi Pernikahan Dilarang

Beberapa berspekulasi Beijing memberlakukan tindakan darurat sebagai persiapan untuk menyerang Taiwan.

Negara pulau itu memiliki pemerintahan demokratisnya sendiri. Tetapi Beijing bersikeras bahwa itu adalah bagian dari wilayahnya dan dalam beberapa bulan terakhir telah meningkatkan tekanan atas masalah tersebut.

Beberapa orang mengatakan orang-orang bergegas untuk menimbun beras, minyak goreng, dan garam.

"Begitu berita ini keluar, semua orang tua di dekat saya menjadi gila karena panik membeli di supermarket," tulis seorang pengguna di Weibo yang mirip Twitter di China melansir Daily Mail.

Baca juga: China Lockdown 3 Kota untuk Tangani Lonjakan Kasus Covid-19

Alasan perintah penimbunan

Pemerintah biasanya melakukan upaya ekstra untuk meningkatkan pasokan sayuran segar dan daging babi sebelum hari raya terpenting China, Tahun Baru Imlek, yang pada 2022 jatuh pada awal Februari.

Namun tahun ini upaya tersebut menjadi lebih mendesak, karena pengaturan pasokan menjadi lebih menantang saat ini.

Banjir yang terkait dengan pemanasan global telah menewaskan ratusan orang dan menghancurkan rumah, sementara harga sayuran meningkat di China.

Pada awal Oktober, cuaca ekstrem termasuk angin puting beliung menghancurkan tanaman di Shandong, daerah penghasil sayuran terbesar di negara itu.

Provinsi Henan, yang dikenal sebagai keranjang roti China, juga dilanda hujan deras selama musim panas.

Baca juga: Biden Salah Ucap soal Taiwan, Timbulkan Kekhawatiran di China dan Asia

Sementara itu, ketika wabah kasus Covid-19 membentang dari barat laut ke timur laut negara itu, pihak berwenang memberlakukan lockdown Covid-19 yang ketat.

Tanggapan itu menyebabkan potensi gangguan hingga keterlambatan pada pengiriman.

Sebagai tanda bahwa pemerintah menjadi semakin prihatin atas kekurangan makanan, pihak berwenang China baru-baru ini menghidupkan kembali kampanye anti-sampah makanan, yang pertama kali diluncurkan tahun lalu.

Media lokal juga baru-baru ini menerbitkan daftar barang yang direkomendasikan untuk disimpan di rumah termasuk biskuit dan mie instan, vitamin, radio, dan senter.

Tanggapan publik memaksa media pemerintah pada Selasa (2/11/2021) mencoba menenangkan ketakutan dan mengklarifikasi pernyataan kementerian.

The Economic Daily, surat kabar yang didukung Partai Komunis, mengatakan kepada warganet untuk tidak memiliki “imajinasi yang terlalu aktif”. Tujuan arahan itu disebut untuk memastikan warga tidak lengah jika ada penguncian Covid-19 di daerah mereka.

People's Daily mengeklaim kementerian mengeluarkan pemberitahuan seperti itu setiap tahun. Tetapi instruksinya diberikan lebih awal tahun ini, karena bencana alam, lonjakan harga sayuran dan kasus Covid-19 baru-baru ini.

Baca juga: China Bangun Kompleks Karantina Covid-19 Seukuran 46 Lapangan Sepak Bola

Lonjakan harga pangan China

Pernyataan kementerian pada Senin (1/11/2021) malam mendesak pemerintah setempat melakukan pekerjaan dengan baik dalam memastikan pasokan dan harga yang stabil, dan untuk memberikan peringatan dini dari setiap masalah pasokan.

Pekan lalu, harga mentimun, bayam, dan brokoli naik lebih dari dua kali lipat dari awal Oktober.

Bayam lebih mahal daripada beberapa potongan daging babi yang dijual 16,67 yuan (Rp 37.387) per kg, menurut indeks harga sayuran di Shouguang, pusat perdagangan di Shandong.

Meskipun harga telah mereda dalam beberapa hari terakhir, para ekonom memperkirakan kenaikan inflasi harga konsumen tahun-ke-tahun yang signifikan untuk Oktober, pertama kali dalam lima bulan.

Pandemi telah membawa peningkatan fokus pada ketahanan pangan. Pemerintah Beijing menyusun undang-undang ketahanan pangan dan menguraikan upaya baru untuk mengekang limbah makanan.

Baca juga: 100 Hari Jelang Olimpiade Beijing, China Mengaku Khawatir Covid-19 Jadi Tantangan Terbesar

Kementerian perdagangan China mengatakan pemerintah setempat harus membeli sayuran yang dapat disimpan dengan baik sebelumnya, dan juga memperkuat jaringan pengiriman darurat.

Informasi tentang harga dan penawaran dan permintaan komoditas harus dirilis pada waktu yang tepat untuk menstabilkan ekspektasi masyarakat, tambahnya.

China juga berencana melepaskan cadangan sayuran 'pada waktu yang tepat', untuk melawan kenaikan harga, menurut laporan TV pemerintah pada Senin (1/11/2021) malam.

Tidak jelas sayuran apa yang disimpan China dan seberapa besar cadangannya.

Badan perencanaan negara telah menyerukan penanaman kembali sayuran tepat waktu, mendesak pemerintah daerah untuk mendukung produk yang tumbuh cepat, menurut laporan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Menhan Korsel Beri Peringatan Terkait Provokasi Korut Jelang Pilpres AS

Menhan Korsel Beri Peringatan Terkait Provokasi Korut Jelang Pilpres AS

Global
Jerman Siap Gelar Euro 2024, Keamanan Prioritas Utama

Jerman Siap Gelar Euro 2024, Keamanan Prioritas Utama

Global
Warga Israel Demo Tutup Jalan Raya, Tuntut Pembebasan Sandera

Warga Israel Demo Tutup Jalan Raya, Tuntut Pembebasan Sandera

Global
Jepang Bikin Satelit Kayu Pertama di Dunia, Akan Terbakar Habis Saat Masuk Lagi ke Bumi

Jepang Bikin Satelit Kayu Pertama di Dunia, Akan Terbakar Habis Saat Masuk Lagi ke Bumi

Global
Pemkot Tokyo Akan Luncurkan Aplikasi Kencan untuk Bantu Warga Dapat Jodoh

Pemkot Tokyo Akan Luncurkan Aplikasi Kencan untuk Bantu Warga Dapat Jodoh

Global
Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Beri Izin Ormas Kelola Tambang

Media Asing Soroti Keputusan Indonesia Beri Izin Ormas Kelola Tambang

Global
Misteri Si Manusia Tank (Tank Man) Dalam Peristiwa Tiananmen

Misteri Si Manusia Tank (Tank Man) Dalam Peristiwa Tiananmen

Internasional
Rangkuman Hari Ke-832 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Fokus ke Donetsk | Ceko Akhiri Ketergantungan Minyak Rusia

Rangkuman Hari Ke-832 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Fokus ke Donetsk | Ceko Akhiri Ketergantungan Minyak Rusia

Global
Nasib Pilu Anak-anak di Gaza, Dibayang-bayangi Penyakit Menular dan Trauma Mental...

Nasib Pilu Anak-anak di Gaza, Dibayang-bayangi Penyakit Menular dan Trauma Mental...

Global
Membedah Catatan Laporan Pelanggaran HAM AS oleh China

Membedah Catatan Laporan Pelanggaran HAM AS oleh China

Global
DPR AS Setuju RUU Pemberian Sanksi ke ICC atas Permintaan Penangkapan Pemimpin Israel

DPR AS Setuju RUU Pemberian Sanksi ke ICC atas Permintaan Penangkapan Pemimpin Israel

Global
Warga Gaza Terpaksa Minum Air Limbah dan Makan Pakan Ternak, WHO Serukan Akses Bantuan Ditingkatkan

Warga Gaza Terpaksa Minum Air Limbah dan Makan Pakan Ternak, WHO Serukan Akses Bantuan Ditingkatkan

Global
Jet dan Tank Israel Serang Kamp-kamp Pangungsi di Gaza, 19 Orang Tewas, Termasuk Petugas Bantuan

Jet dan Tank Israel Serang Kamp-kamp Pangungsi di Gaza, 19 Orang Tewas, Termasuk Petugas Bantuan

Global
Propagandis Pro-Rusia Buat Dokumenter Palsu Pakai Tiruan Suara Tom Cruise

Propagandis Pro-Rusia Buat Dokumenter Palsu Pakai Tiruan Suara Tom Cruise

Internasional
Israel Teken Kesepakatan dengan AS untuk Pembelian 25 Jet Tempur Canggih F-35

Israel Teken Kesepakatan dengan AS untuk Pembelian 25 Jet Tempur Canggih F-35

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com