"Saya dapat memberitahu Anda bahwa kita tidak di jalur (yang benar)," katanya.
"Kita benar-benar perlu mempercepatnya, atau Anda tahu, pandemi ini akan berlangsung selama satu tahun lebih lama dari yang seharusnya."
People's Vaccine - sebuah aliansi kelompok amal - telah merilis angka baru yang menunjukkan hanya satu dari tujuh dosis yang dijanjikan oleh perusahaan farmasi dan negara-negara kaya yang benar-benar mencapai tujuan mereka di negara-negara miskin.
Aliansi yang terdiri dari Oxfam dan UNAids itu juga mengkritik Kanada dan Inggris karena kedua negara itu mengadakan vaksin untuk populasi mereka sendiri melalui Covax.
Baca juga: Dukung Pencegahan dan Respons Covid-19 Indonesia, AS dan UNICEF Tanda Tangani Kesepakatan Baru
Penasehat Kesehatan Global Oxfam, Rohit Malpani, mengakui bahwa Kanada dan Inggris secara teknis berhak mendapatkan vaksin melalui jalur ini setelah membayar ke mekanisme Covax, namun dia mengatakan itu masih "visa diperdebatkan secara moral" mengingat kedua negara telah memperoleh jutaan dosis melalui perjanjian bilateral mereka sendiri.
Adapun Pemerintah Inggris menunjukkan bahwa negara itu adalah salah satu negara yang telah "memulai" Covax tahun lalu, dengan sumbangan sebesar 548 juta pounds, sekitar Rp 10,6 triliun.
Inggris juga telah mengirimkan lebih dari 10 juta vaksin ke negara-negara yang membutuhkan, dari total total 100 juta yang dijanjikan.
Sementara, pemerintah Kanada menekankan bahwa mereka sekarang telah berhenti menggunakan vaksin Covax.
Menteri Pembangunan Internasional negara itu, Karina Gould, mengatakan: "Segera setelah menjadi jelas bahwa pasokan yang kami dapatkan melalui kesepakatan bilateral kami akan cukup untuk penduduk Kanada, kami mengembalikan dosis telah kami dapatkan dari Covax, sehingga itu dapat didistribusikan kembali ke negara-negara berkembang."
Covax awalnya bertujuan untuk mengirimkan dua miliar dosis vaksin pada akhir tahun ini, tetapi sejauh ini baru mengirimkan 371 juta dosis.
Baca juga: Efektivitas Vaksin Covid-19 Akan Turun, Seberapa Besar?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.