Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sungai Mekong Ikut Jadi Rebutan China dan Asia Tenggara, Ini Sebabnya

Kompas.com - 10/10/2021, 14:27 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

BEIJING, KOMPAS.com - Selama ini politisi Amerika Serikat telah mengadopsi slogan Jepang "Indo-Pasifik yang bebas dan terbuka," dengan menyerukan diberlakukannya hukum internasional untuk diterapkan atas perselisihan di Laut China Selatan, di mana China dituduh bertindak agresif.

Awal bulan ini, dalam pertemuan para menteri luar negeri KTT Asia Timur, Menteri Luar Negeri AS Antony Blinken menyerukan "Mekong yang bebas dan terbuka."

Slogan terbaru menunjukkan pentingnya Sungai Mekong bagi perdamaian dan stabilitas di daratan Asia Tenggara, serta adanya dugaan ambisi China untuk mendapatkan keuntungan geopolitik dari sengketa di kawasan sungai.

Baca juga: Air Sungai Mekong Berubah Jadi Biru Diduga karena Bendungan China, Apa Bahayanya?

Sungai Mekong mengalir dari dataran tinggi Tibet, ke China, melalui Myanmar, Laos, Thailand, dan Kamboja sebelum memasuki wilayah delta Vietnam. Ratusan bendungan pembangkit listrik tenaga air telah dibangun di atas dan di hilir sungai itu sejak tahun 2010, dan sebagian besar berada di China dan Laos.

Laos, anggota termiskin dari blok asosiasi negara-negara Asia Tenggara (ASEAN) dan negara yang terkurung daratan tanpa banyak sektor manufaktur, telah mencatat pertumbuhan PDB rata-rata 7 persen selama beberapa dekade terakhir, sebagian besar berkat ekspor energi listrik tenaga air.

Bencana lingkungan dibayangi oleh agenda politik

Namun, pembangunan bendungan telah mengakibatkan kerusakan lingkungan dan dugaan penggusuran paksa dan pembukaan lahan di seluruh wilayahnya. Ketika bendungan runtuh di selatan Laos pada tahun 2018, setidaknya 40 orang tewas dan ratusan rumah di wilayah tersebut kebanjiran.

Thailand dan Vietnam sekarang juga mengatakan mereka mengalami banjir dan kekeringan yang tidak biasa karena pembendungan di bagian hulu Sungai Mekong.

Pianporn Deetes, direktur kampanye LSM global, International Rivers wilayah Thailand dan Myanmar berpendapat bahwa meningkatnya minat Amerika dan China di Mekong telah membuat sengketa di sana "lebih dipolitisasi dan terpolarisasi."

Kekhawatiran masyarakat pinggiran sungai tambahnya, "dibayangi atau dikesampingkan oleh agenda politik."

Para kritikus mengatakan bahwa China bisa dengan mudah mengancam untuk secara sengaja menahan sebagian besar air sungai di hulu, yang bisa mengakibatkan bencana kekeringan ekstrem di Thailand dan Vietnam, sebagai cara untuk menekan Bangkok dan Hanoi agar menerima tujuan geopolitik Beijing.

Pada akhir Juli, peretas China diduga mencuri data di Sungai Mekong dari server Kementerian Luar Negeri Kamboja.

Di sisi lain, peningkatan pendanaan dari inisiatif yang dipimpin AS dan China kepada pemerintah dan lembaga di kawasan itu telah "berkontribusi pada perhatian publik yang lebih besar dan perdebatan tentang isu-isu penting bagi masa depan Sungai Mekong dan rakyatnya," kata Deetes kepada DW.

Baca juga: 5 Negara yang Dilewati Sungai Mekong

Bisakah AS dan China bekerja sama?

Pada tanggal 2 Agustus, Menteri Luar Negeri AS Blinken menjadi tuan rumah bersama pertemuan menteri kedua Kemitraan Mekong-AS, yang dibuat pada tahun 2020 untuk memperluas kerja forum sebelumnya, Inisiatif Mekong bagian hilir.

Forum Kerja Sama Lancang-Mekong yang dipimpin Beijing dibentuk pada tahun 2016. "Penekanan AS pada transparansi dan inklusivitas sebagai bagian dari Kemitraan Mekong-AS memungkinkan hasil yang produktif di kawasan Mekong dan mengurangi kesenjangan akuntabilitas China di regionalnya sendiri,” kata Brian Eyler, direktur program Asia Tenggara Stimson Center.

Bahkan ada klaim bahwa terlepas dari konflik yang mewarnai, Sungai Mekong bisa menjadi salah satu masalah yang menjadi perhatian Beijing dan Washington.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Diduga Coba Tembak Pendeta Saat Khotbah, Seorang Pria Ditangkap

Global
Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Israel Perintahkan Evakuasi Warga dari Rafah Gaza Sebelum Serangan Terjadi

Global
Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Arab Saudi Naikkan Harga Minyak karena Prospek Gencatan Senjata Gaza Tampak Tipis

Global
Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Gara-gara Masuk Kardus Paket, Kucing Ini Terjebak sampai Luar Kota

Global
Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Cara Perempuan China Berhemat: Bermitra dengan Orang Asing di Dunia Maya

Internasional
OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

OKI Kecam Genosida di Gaza, Desak Israel Diberi Sanksi

Global
Demo Perang Gaza di Kampus AS, 'Deja Vu' Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Demo Perang Gaza di Kampus AS, "Deja Vu" Protes Mahasiswa Saat Perang Vietnam

Global
Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Perundingan Gencatan Senjata Hamas-Israel Dilanjutkan Senin Ini

Global
Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Sejarah dan Pentingnya Hari Kebebasan Pers Sedunia

Internasional
Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Rangkuman Hari Ke-802 Serangan Rusia ke Ukraina: Roket dan Drone Tewaskan 2 Orang | Desa Ocheretyne Lepas

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com