Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Terungkap, Trump Berusaha Halangi Kesaksian Kerusuhan 6 Januari di Gedung Capitol

Kompas.com - 08/10/2021, 08:13 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS,com - Mantan presiden AS Donald Trump disebut berusaha menghalangi kesaksian dalam kerusuhan 6 Januari 2021 di Gedung Capitol.

Sejumlah media AS mengabarkan, presiden ke-45 AS itu melarang empat pejabatnya untuk bersaksi dalam penyelidikan Kongres AS.

Mereka berempat adalah mantan penasihat Trump yang bernama Mark Meadows, Kash Patel, Dan Scavino, dan Steve Bannon.

Baca juga: Laporan Reuters: FBI Temukan Sedikit Bukti Koordinasi Serangan Capitol

Laporan yang dipublikasikan Politico dan Washington Post muncul beberapa jam setelah Senat AS mengeluarkan temuannya.

Dalam laporan itu, terungkap Trump berusaha menekan Kementerian Kehakiman AS agar membalikkan kekalahannya lawan Joe Biden di Pilpres AS November 2020.

Pengacaranya berkilah, keempat penasihat itu dilindungi oleh hak istimewa eksekutif, dan keistimewaan jaksa-klien.

Komisi khusus Kongres AS dibentuk untuk menyelidiki kerusuhan di Gedung Capitol pada 6 Januari, atau saat parlemen memutuskan kemenangan Biden.

Tim itu berupaya menggali keterkaitan antara mantan presiden dengan pendukungnya yang nekat memasuki Capitol.

Pada saat insiden, Meadows menjabat sebagai kepala staf Gedung Putih, sementara Scavino fokus kepada media sosial bosnya.

Baca juga: Polisi AS yang Tangani Kerusuhan Gedung Capitol Kembali Dilaporkan Bunuh Diri

Bannon merupakan mantan penasihat politik yang aktif di Partai Republik, dan Patel adalah penasihat keamanan nasional saat itu.

Keempatnya sudah diperintahkan untuk hadir pekan depan, dan menyerahkan dokumen maupun menjalani rapat dengar pendapat.

Pakar hukum menyuarakan keraguan apakah Donald Trump punya hak melarang para pejabatnya di saat-saat terakhir menjabat.

Tetapi dilansir AFP Kamis (7/10/2021), masalah ini belum diuji coba di pengadilan, dengan Gedung Putih juga menyatakan akan mengesampingkannya.

Baca juga: Terdakwa Kerusuhan Capitol Tolak Pakai Masker, Hakim Federal AS Bertindak Tegas

Meski begitu, pengesampingan tersebut hanya dalam batas tertentu karena mereka ingin fokus kepada penyelidikan.

"Publik AS berhak mendapatkan jawaban. Kali ini, kami akan memastikan mereka memerolehnya," jelas Adam Schiff, salah satu anggota komite.

Karena kerusuhan di Capitol sempat membuat mantan presiden berusia 75 tahun tersebut menjalani pemakzulan kedua.

Tetapi, upaya pemakzulan itu juga gagal karena Senat yang saat itu dikuasai Republik menolak menjatuhkannya.

Baca juga: Kongres Gagal Ganti Biaya Pengamanan Capitol, Garda Nasional Batalkan Pelatihan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Kapal AL Italia Tembak Drone di Laut Merah, Diduga Milik Houthi

Global
Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 6 Rudal ATACMS Buatan AS yang Diluncurkan Ukraina

Global
Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Rusia Terus Serang Kharkiv Ukraina, Warga Semakin Tertekan dan Gelisah

Global
Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Universitas Columbia AS Mulai Jatuhkan Skors ke Mahasiswa Pedemo Pro-Palestina

Global
Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Netanyahu: Israel Akan Serang Rafah dengan atau Tanpa Gencatan Senjata

Global
Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Peringati 75 Tahun Hubungan Bilateral, AS-Indonesia Luncurkan Kunjungan Kampus dan Kontes Fotografi

Global
Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Menlu Inggris: Hamas Ditawari Gencatan Senjata 40 Hari

Global
Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Mengapa Angka Kelahiran di Korea Selatan Terus Menurun?

Internasional
Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com