Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Taliban, Rusia Mengaku Sepakat dengan AS, China, dan Pakistan

Kompas.com - 26/09/2021, 06:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AP

NEW YORK, KOMPAS.com - Amerika Serikat (AS), China, Rusia, dan Pakistan bekerja sama untuk memastikan penguasa baru Taliban Afghanistan menepati janji mereka.

Kesamaan pandangan itu terutamanya terkait pembentukan pemerintahan yang benar-benar representatif dan mencegah penyebaran ekstremisme, kata Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov pada Sabtu (25/9/2021) pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum PBB melansir AP.

Baca juga: Kasus Pembunuhan Mantan Agen KGB Alexander Litvinenko, Rusia Diminta Tanggung Jawab

Lavrov mengatakan pemerintah sementara yang diumumkan oleh Taliban, tidak mencerminkan seluruh masyarakat Afghanistan, kekuatan etnis-agama dan politik yang ada di negara itu.

“Jadi kami menjalin kontak, mereka (Taliban) sedang berlangsung (pembentukan pemerintahan inklusif Afghanistan)," ujarnya.

Taliban menjanjikan pemerintah yang inklusif, bentuk pemerintahan Islam yang lebih moderat daripada saat mereka terakhir memerintah negara itu dari 1996 hingga 2001, termasuk menjamin hak-hak perempuan.

Kelompok itu juga menjanjikan adanya stabilitas setelah 20 tahun perang, dan menghentikan gerilyawan menggunakan wilayah mereka untuk melancarkan serangan.

Tetapi langkah-langkah baru-baru ini menunjukkan bahwa mereka mungkin kembali ke kebijakan yang lebih represif, terutama terhadap perempuan dan anak perempuan.

"Yang paling penting ... adalah untuk memastikan bahwa janji-janji yang telah mereka nyatakan secara terbuka ditepati," kata Lavrov. “Dan bagi kami, itu adalah prioritas utama.”

Baca juga: Sosok Alexander Karelin, Pegulat Gila Rusia yang Mampu Angkat Kulkas

Pada konferensi pers yang lebih luas sebelum menyampaikan pidato Rusia pada pertemuan tingkat tinggi Majelis Umum PBB, Lavrov membahas berbagai masalah mulai dari upaya membuat AS bergabung kembali dengan kesepakatan nuklir 2015 dengan Iran hingga isu tentara bayaran Rusia di Mali.

AS mendesak Iran melanjutkan negosiasi nuklir, tetapi Lavrov mengatakan Presiden Donald Trump saat itu yang menarik AS keluar dari perjanjian nuklir.

Jadi menurutnya, untuk menyatakan bahwa “waktu hampir habis (kesepakatan), siapa pun dapat mengatakan ini — tetapi bukan Washington.”

Menurutnya, Rusia ingin melihat dimulainya kembali negosiasi untuk mengembalikan kesepakatan awal sesegera mungkin.

Tetapi para pemimpin pemerintahan baru Iran “mengatakan mereka membutuhkan setidaknya beberapa minggu, dan mudah-mudahan tidak lebih, untuk mengumpulkan tim perunding karena mereka memiliki beberapa perubahan staf,” katanya.

Baca juga: Pelaku Penembakan Kampus Rusia yang Tewaskan 6 Orang Bermimpi Bunuh Banyak Orang

Lavrov juga membela keputusan pemerintah transisi di Mali untuk menyewa sebuah perusahaan militer swasta Rusia untuk membantu memerangi teroris. Menurutnya, mereka memiliki hak "sah" untuk melakukannya dan pemerintah Rusia tidak terlibat.

Perancis mengumumkan akan mengurangi kekuatannya untuk memerangi ekstremis di Mali dan kawasan itu, kata Lavrov.

Dan dalam teguran keras atas kinerja mereka, Lavrov berpendapat bahwa pasukan Perancis “seharusnya memerangi teroris yang membangun kehadirannya di Kidal (di Mali utara), tetapi mereka tidak berhasil melakukannya. Dan teroris terus berkuasa di daerah itu.”

Baca juga: Penembakan di Kampus Rusia, Mahasiswa Bersenjata Tewaskan 8 Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com