Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gelombang Ketiga Covid-19 Masih Mengintai India walau Kasus Turun Drastis

Kompas.com - 07/09/2021, 17:47 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

David Anderson dari Burnet Institute di Melbourne mengatakan "endemi" biasanya mengacu pada keadaan di mana sebuah penyakit akan berada di suatu tempat selamanya.

"Ini berarti bahwa akan ada populasi yang rentan, mereka yang belum divaksinasi atau belum terkena sebelumnya, sekarang virus itu akan mencari mereka," katanya.

Apakah virus endemi ini bisa ditangani sehingga tidak memakan korban dalam jumlah besar adalah masalah yang lain lagi menurutnya.

Dia mengatakan tidak percaya dengan adanya dua pertiga jumlah orang yang sudah divaksinasi dan mereka yang sudah memiliki antibodi akan bisa mencegah adanya penambahan kasus besar-besaran.

Baca juga: Negara Bagian India Mulai Lakukan Vaksinasi Covid-19 pada Pekerja Migran

Katanya, yang mungkin terjadi adalah lebih banyak orang sebenarnya positif dari yang sudah dilaporkan, atau dampak virus sekarang tidak dilaporkan lagi, atau kombinasi keduanya.

"Menurut saya kemungkinan adalah sudah ada tingkat penularan tinggi namun warga tidak lagi mencari pertolongan seperti sebelumnya," katanya.

Bagaimana ke depannya?

Sejak bulan Mei, pemerintah federal dan negara bagian sudah mengerahkan sumber daya lebih banyak guna mendidik warga mengenai pengambilan jarak, memperketat perbatasan, mempekerjakan lebih banyak tenaga kesehatan, membangun pabrik pemasok oksigen, memperbanyak persediaan obat-obatan untuk mencegah infeksi seperti mukormikosis, dan terus memperbaiki sistem pelacakan kasus.

Para pakar yang dihubungi ABC sepakat bahwa menurunnya kasus sekarang ini kemungkinan hanya akan berlangsung sementara, dan gelombang ketiga mungkin akan terjadi.

 

Namun yang belum pasti adalah kapan dan seberapa buruk keadaan nantinya.

Dr Mutreja mengatakan tingkat vaksinasi sudah mengalami peningkatan "luar biasa" sejak gelombang kedua penularan, dengan lebih dari 10 juta dosis diberikan setiap hari dalam beberapa hari terakhir, namun gelombang penularan berikutnya "mungkin segera akan terjadi".

Dia mengatakan seberapa besar gelombang berikutnya akan tergantung seberapa cepat varian Delta berubah "menjadi varian yang lebih ganas", kecepatan vaksinasi India, dan seberapa efektif vaksin terhadap varian berikutnya.

Dr Bhaumik mengatakan saat ini yang bisa dilakukan memperkecil peningkatan kasus setiap kali ada gelombang sehingga kasus lebih kecil dan korbannya lebih sedikit dari sebelumnya dan memperbesar jarak antar gelombang semaksimal mungkin.

India adalah negara yang paling banyak memproduksi vaksin namun harus menghentikan ekspor vaksin Covid di masa gelombang kedua penularan.REUTERS/ADNAN ABIDI via ABC INDONESIA India adalah negara yang paling banyak memproduksi vaksin namun harus menghentikan ekspor vaksin Covid di masa gelombang kedua penularan.
Dia mengatakan semakin banyak bukti bahwa Covid-19 tidak akan hilang dari muka bumi ini dalam waktu dekat.

"Strategi berkenan dengan vaksinasi yang bisa menghilangkan lockdown tidak akan banyak membantu karena varian akan terus bermunculan dan akhirnya menyebar ke seluruh dunia," katanya.

"Tidak ada satu negara pun bisa menutup diri selamanya dari perjalanan internasional selama bertahun-tahun.

"Tindakan kesehatan yang berbeda-beda adalah cara kita untuk bersikap pragmatis bagi kita untuk belajar hidup dengan Covid-19."

Artikel ini diproduksi oleh Sastra Wijaya dari ABC News.

Baca juga: Para Dokter di India Khawatir Terjadi Gelombang Penyakit Diabetes Setelah Tsunami Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com