“Kami (wanita Afghanistan) dapat mengatasi hambatan yang tidak mudah. Kami menghadapi banyak kesulitan. Jadi kami tidak ingin usaha kami sia-sia.”
This athlete would have been the first woman to represent Afghanistan at the Paralympics.
Taekwondo athlete Zakia Khudadadi is appealing to the international community for a chance to compete. pic.twitter.com/7ikcjWb1ph
— AJ+ (@ajplus) August 21, 2021
Mengetahui bahwa pasangan itu tidak dapat melakukan perjalanan ke Tokyo seperti yang direncanakan, "menghancurkan hati semua yang terlibat dalam Gerakan Paralimpiade dan membuat kedua atlet hancur".
“Pengumuman itu (mundurnya tim Afghanistan) mendorong operasi global besar yang mengarah pada evakuasi aman mereka dari Afghanistan, pemulihan mereka di Perancis, dan sekarang kedatangan mereka dengan selamat di Tokyo,” tambah Parsons.
Baca juga: Kisah Gui Yuna, Wanita Juara Binaraga Berkaki Satu dan Mantan Atlet Paralimpiade
Chelsey Gotell, ketua Dewan Atlet IPC, menyambut mereka dalam sebuah pernyataan yang diberikan oleh IPC.
“Atas nama sesama 4.403 atlet Paralimpiade yang berlaga di Paralympic Games Tokyo 2020. Saya menyambut Zakia dan Hossain ke Paralympic Village. Ini adalah rumah mereka selama sembilan hari ke depan dan sebagai komunitas kami 100 persen di belakang mereka.”
Paralimpiade Tokyo berlangsung di bawah aturan ketat virus corona dan sebagian besar tertutup, setelah tertunda satu tahun karena pandemi.
Di Afghanistan, Taliban menjanjikan pemerintahan yang lebih moderat dibandingkan dengan kekuasaan pertamanya dari 1996 hingga 2001.
Tetapi banyak orang Afghanistan takut akan pengulangan interpretasi brutal mereka terhadap hukum Islam.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.