WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Taliban ditekan untuk berhenti menyerang jurnalis yang meliput pengambilalihan kelompok itu di Afghanistan dan membiarkan para jurnalis bekerja secara bebas.
Hal itu disampaikan oleh Committee to Protect Journalists (CPJ) pada Rabu (18/8/2021) sebagaimana dilansir AFP.
CPJ mengatakan, menurut sejumlah jurnalis dan perwakilan media, milisi Taliban telah menggerebek rumah milik setidaknya empat pekerja media di Afghanistan.
Baca juga: Biden Bekukan Miliaran Dollar Cadangan Mata Uang dan Aset Afghanistan Setelah Taliban Berkuasa
Lembaga pengawas pers yang berbasis di AS tersebut menambahkan pihaknya menyelidiki laporan mengenai milisi Taliban yang memukuli setidaknya dua jurnalis di Jalalabad.
Kedua jurnalis tersebut diduga dipukuli saat meliput aksi protes yang menentang pengambilalihan kekuasaan oleh Taliban.
“Taliban perlu menaati komitmen publiknya untuk mengizinkan media yang bebas dan independen ketikarakyat Afghanistan sangat membutuhkan berita dan informasi yang akurat,” kata koordinator program CPJ Asia Steven Butler.
Butler menambahkan, Taliban juga harus berhenti menggeledah rumah jurnalis serta berkomitmen untuk mengakhiri penggunaan kekerasan terhadap para jurnalis.
Baca juga: UEA Konfirmasi Presiden Afghanistan Ada di Negaranya
“Dan membiarkan mereka (jurnalis) beroperasi secara bebas dan tanpa campur tangan,” tutur Butler.
Tuntutan itu muncul ketika media AS mendesak pemerintahan Presiden Joe Biden untuk membantu melindungi jurnalis di Afghanistan yang berusaha melarikan diri.
The Washington Post, The New York Times, dan Wall Street Journal mengirimi Biden surat pada Senin (16/8/2021).
Surat tersebut berisi permintaan agar para jurnalisnya di Afghanistan dan keluarga yang telah bekerja untuk organisasi media AS dilindungi untuk terbang dari negara tersebut.
Baca juga: Jenderal Top AS Kaget Afghanistan Runtuh dalam 11 Hari
Dalam konferensi pers perdana di Kabul pada Selasa (17/8/2021), seorang juru bicara Taliban mengatakan media swasta dapat terus bebas dan independen di Afghanistan.
Pada saat yang sama, juru bicara itu juga menekankan bahwa jurnalis juga harus menahan diri agar tidak “melawan nilai-nilai nasional”.
CPJ mengatakan, tersangka dari milisi Taliban pada 9 Agustus menembak dan membunuh Toofan Omar, seorang manajer stasiun radio swasta Paktia Ghag.
Taliban juga dituding menculik seorang reporter saluran berita swasta Gharghasht TV.
Baca juga: Jangan Tinggalkan Masyarakat Afghanistan Sendirian, Permohonan Warga dari Kamp Migran
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.