Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Muhyiddin Mundur dari PM Malaysia Usai 17 Bulan Penuh Kekacauan

Kompas.com - 16/08/2021, 15:33 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

KUALA LUMPUR, KOMPAS.com - Perdana Menteri Malaysia Muhyiddin Yassin mundur bersama kabinetnya pada Senin (16/8/2021), setelah 17 bulan penuh kekacauan politik.

Periode penuh gejolak Muhyiddin berakhir usai sekutu menarik dukungan, dan upaya terakhir mempertahankan jabatan gagal.

Dengan demikian, Muhyiddin menjadi PM Malaysia dengan masa jabatan tersingkat.

Baca juga: BREAKING NEWS: PM Malaysia Muhyiddin Yassin Mundur bersama Kabinetnya

Setelah rapat kabinet terakhir, pria berusia 74 tahun itu menuju istana negara untuk mengajukan pengunduran dirinya kepada raja Sultan Abdullah.

Menteri Sains Malaysia, Khairy Jamaluddin, mengonfirmasi di Instagram Story bahwa seluruh kabinet telah mundur.

"Terima kasih atas kesempatannya, sekali lagi, mengabdi pada bangsa," tulisnya.

Mohamad Redzuan Yusof, menteri di kantor PM, mengonfirmasi kepada AFP bahwa Muhyiddin telah mengajukan pengunduran dirinya dan diterima.

Muhyiddin dilaporkan akan berpidato untuk masyarakat pada Senin malam waktu setempat.

Belum jelas siapa yang akan menjadi pengganti Muhyiddin, sedangkan menggelar pemilu nyaris tidak mungkin karena pandemi Covid-19 dan penurunan ekonomi.

"Penggantinya adalah dugaan bagi siapa pun," kata Oh Ei Sun, analis di Singapore Institute of International Affairs, dikutip dari AFP.

Raja Malaysia secara konstitusional dapat menunjuk perdana menteri, dan dia berhak menilai siapa yang mendapat dukungan cukup dari anggota parlemen.

Baca juga: Muhyiddin Yassin Mundur Jadi Perdana Menteri Malaysia Tanpa Penerus yang Jelas


17 bulan yang kacau

Muhyiddin naik menjadi PM Malaysia pada Maret 2020 tanpa pemilu, menyusul kolapsnya pemerintahan reformis berusia dua tahun yang dipimpin politisi veteran, Mahathir Mohamad.

Namun, pemerintahannya menghadapi gejolak sejak hari pertama. Mayoritasnya di parlemen diragukan, legitimasinya terus-menerus dipertanyakan, dan posisinya kerap dirongrong ketua oposisi Anwar Ibrahim.

Selain itu, Muhyiddin juga diterpa kritik deras atas kegagalannya mengendalikan wabah virus corona di Malaysia, yang kini mencapai lebih dari 1,1 juta kasus dan 12.000 kematian.

Pada Januari, Muhyiddin membujuk raja untuk menyatakan keadaan darurat nasional pertama Malaysia selama lebih dari setengah abad. Ia berdalih itu diperlukan untuk memerangi pandemi.

Akan tetapi, parlemen juga ditangguhkan selama berbulan-bulan yang menimbulkan kritik bahwa Muhyiddin memanfaatkan krisis pandemi untuk menghindari mosi tidak percaya.

Koalisi Muhyiddin yang sejak awal rapuh akhirnya goyah, setelah sekelompok anggota parlemen yang pernah bersekutu menarik dukungan dan berbalik melawannya.

Lalu akhirnya, Muhyiddin mundur pada Senin (16/8/2021) setelah permintaan kepada anggota parlemen oposisi untuk mendukungnya ditolak.

Baca juga: Jika Muhyiddin Mundur, Siapa Calon Perdana Menteri Baru Malaysia?

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com