Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Catatan Terakhir Anak 7 Tahun Sebelum Dibunuh dan Dibuang di Sungai: "Saya Tidak Pantas Punya Ibu"

Kompas.com - 08/08/2021, 16:56 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

BRASIL, KOMPAS.com - Petugas polisi menemukan catatan terakhir dari anak laki-laki 7 tahun yang dibunuh dan dibuang di sungai, berisi kalimat memilukan.

Polisi Brasil yakin Yasmin Vaz dos Santos Rodrigues (26 tahun) yang memaksa anaknya menuliskan kalimat "Saya idiot" dan "Saya tidak pantas memiliki ibu", sebelum membiusnya dan membuang jasadnya ke sungai.

Catatan Miguel dos Santos Rodrigues, anak Rodrigues yang tewas berusia 7 tahun ditemukan di rumahnya.

Baca juga: Tiga Anak yang Mencari Ternak di Tanzania Dibunuh Singa dekat Suaka Margasatwa

"Saya buruk. Saya kejam. Saya jahat. Saya payah. Saya tidak tahu bagaimana menghargai siapa pun. Saya anaknya yang mengerikan," demikian isi catatannya.

Melansir The Sun pada Sabtu (7/8/2021), polisi Berasil percaya, Rodrigues telah memaksa putranya untuk menulis kalimat mengintimidasi secara berulang-ulang itu.

Rodrigues telah ditangkap polisi di Imbe, Brasil pada 30 Juli lalu, setelah dia mengaku mmebunuh putranya sendiri.

Ibu itu melapor ke polisi bahwa anaknya hilang, dua hari setelah ia membunuhnya.

Namun, akhirnya dia mengaku juga bahwa putranya itu telah ia bunuh dengan menyuntikkan anti-depresan. Kemudian, memasukkan tubuhnya ke dalam tas besar dan membuangnya di Sungai Tramandai.

Buku catatan Miguel dos Santos Rodrigues, anak laki-laki 7 tahun yang dibunuh dan dibuang oleh ibunya. [Via The Sun]Via The Sun Buku catatan Miguel dos Santos Rodrigues, anak laki-laki 7 tahun yang dibunuh dan dibuang oleh ibunya. [Via The Sun]

Baca juga: Diganggu saat Berhubungan Seks, Pasangan Ini Bunuh Anak Mereka yang Berusia 3 Tahun

Setelah mengaku, petugas berwenang menggeledah rumahnya dan menemukan rantai besi yang diakui digunakan untuk mengikat Miguel di lemari.

Selain Rodrigues, rekan wanitanya, Bruna Nathieli Porto da Rosa (23 tahun) juga dicurigai terlibat dalam pembunuhan anak laki-laki 7 tahun itu.

Bruna mengancam anak itu yang terdokumentasi dalam sebuah video dan dilihat oleh polisi.

Dalam video itu Bruna berkata, "Jika ibumu datang dan kamu mengompol, aku akan menyeretmu dengan tongkat."

"Jika kamu ngompol, aku akan mengambil dan menjejalkannya ke wajahmu," lanjutnya.

"Apa kamu paham? Dan itu sangat mudah aku lakukan," ucapnya.

Baca juga: Apple Berencana Memindai iPhone di AS, Atasi Pelecehan Seksual Anak

Penyiksaan psikologi

Kepala polisi Antonio Carlos Ractz mengatakan bahwa anak laki-laki itu menjadi korban penelantaran dan penyiksaan yang intens.

"Sudah jelas dan kami akan mengkonfirmasi penyelidikannya bahwa anak itu hidup di bawah tekanan psikis dan penganiayaan psikologi," ujar Antonio.

"Dia mengalami gizi buruk. Meski, ia terdaftar di sekolah, dia tidak memiliki teman dan tidak dapat pergi kemana-mana. Dia terkunci di dalam kamar di rumahnya, tempat dia dihukum, dikunci dan diikat di dalam lemari," ungkap kepala polisi itu.

Sebenarnya, Rodrigues sudah akan menyerahkan hak asuh Miguel ke ibunya, tetapi pada 28 Juli ia mengatakan terdapat kesalahan dokumen, sehingga penyerahan itu batal dan anak 7 tahun itu terpaksa harus tetap tinggal dengan Rodrigues.

Polisi mencurigai pada 28 Juli itulah ibu 26 tahun itu membunuh putranya.

Sekolah Miguel mengatakan bahwa anak itu tidak menunjukkan tanda-tanda korban penganiayaan. Ayahnya, Joao Pedro Ewert (28 tahun) juga mengaku tidak tahu bahwa anaknya mendapatkan penyiksaan.

Baca juga: Ulang Tahun Ke-60, Inilah Kisah Barack Obama, Si Anak Menteng yang Jadi Presiden Ke-44 AS

"Nenek saya melihat laporan di televisi pada Jumat, menelepon ibu saya, dan dia pikir ceritanya tidak masuk akal," ucap Ewert.

"Dia tahu Yasmin dan tahu dia peduli dengan putranya. Pada Sabtu pagi, nenek dari ibu menghubungi ibu saya untuk menyampaikan berita itu," ujarnya.

Ewert menyadari Rodrigues mulai berubah sikap ketila ia berkencan dengan da Rosa.

"Sebenarnya, saya menyadari bahwa ada perubahan sikap ketika dia memiliki hubungan baru. Dia berubah terhadap anak itu," ucap seorang ayah 28 tahun itu.

Ractz mengungkapkan bahwa Rodrigues berusaha melakukan segala cara untuk menghindari kecurigaan polisi, setelah membunuh putranya.

"Untuk melarikan diri, takut dengan polisi, dia pergi dari rumah, menghindari jalan utama, membawa anak itu di dalam koper ke tepi sungai, dan melemparkan mayatnya," terang Ractz.

Rodrigues tidak yakin bahwa putranya telah meninggal dan melaporkannya hilang pada hari berikutnya, tetapi polisi melihat serangkaian kontradiksi dalam pernyataannya, yang mengarah pada pengakuan dan penangkapannya.

Sementara, jasad Miguel masih belum ditemukan, dan hanya sepasang sepatu yang telah ditemukan dari air.

Ibu ini menghadapi tuduhan pembunuhan berat.

Baca juga: Setahun Ledakan Beirut, Banyak Anak-anak Masih Trauma

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com