Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Lari dari Taliban, Warga Afghanistan Ramai-ramai Bikin Paspor untuk Kabur ke Luar Negeri

Kompas.com - 30/07/2021, 22:25 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

KABUL, KOMPAS.com - Abdel Khalid Nabyar (52) tengah menunggu di luar kantor pembuatan paspor utama di Afghanistan untuk mengajukan dokumen perjalanan berharga yang akan memungkinkannya meninggalkan negara itu.

Lelaki ini tidak sendirian, ribuan rekannya setanah air juga mau segera hengkang dari negara yang tercabik perang ini.

Pasukan Taliban semakin menguasai wilayah pedesaan seiring menjelang berakhirnya penarikan pasukan asing dari Afghanistan.

Baca juga: AS Peringatkan Afghanistan Akan Jadi Negara Pariah jika Taliban Berkuasa

Banyak orang Afghanistan, atau setidaknya mereka yang mampu, berusaha mencari jalan keluar.

"Jika situasinya memburuk, kami mungkin harus pergi," kata Nabyar yang merasa rentan mengalami kekerasan oleh Taliban karena dia pernah mengelola sebuah toko di pangkalan militer NATO.

Tidak semua orang bisa keluar dengan cepat, tetapi sebagian besar ingin memiliki kepastian. Mereka mau tahu bahwa bisa segera pergi jika diperlukan.

"Masyarakat ingin bersiap terlebih dahulu, kalau-kalau terjadi sesuatu," tambah Nabyar.

Setiap harinya, puluhan orang mulai mengantre di kantor pembuatan paspor di Kabul bahkan sebelum terbit fajar. Pada pukul delapan pagi antrean sudah membentang hingga ratusan meter.

Bukan antrean normal

Para pelamar paspor ini perlahan-lahan bergerak maju, menggenggam erat folder plastik tembus pandang yang berisi dokumen mereka. Kadang-kadang petugas polisi turun untuk membantu menertibkan massa dan mengusir mereka yang diam-diam mencoba menyelip antrean.

Seorang pejabat tampak kesal dengan pertanyaan para jurnalis tentang kerumunan pembuat paspor ini.

"Mendapatkan paspor adalah permintaan normal bagi warga Afghanistan mana pun," kata pejabat itu.

Baca juga: Puluhan Warga Afghanistan Diseret dari Rumahnya dan Dieksekusi oleh Taliban

Ribuan orang mengungsi dari rumah mereka saat pasukan Taliban terlibat konflik dengan pasukan pemerintah Afganistan di pinggiran kota Mazar-e-Sharif, utara Afganistan. Foto diambil tanggal 8 Juli 2021AP/RAHMAT GUL via DW INDONESIA Ribuan orang mengungsi dari rumah mereka saat pasukan Taliban terlibat konflik dengan pasukan pemerintah Afganistan di pinggiran kota Mazar-e-Sharif, utara Afganistan. Foto diambil tanggal 8 Juli 2021
Namun dalam beberapa minggu terakhir, jumlah yang mendaftar paspor tidak lagi bisa dibilang normal. "Ada sekitar 10.000 orang per hari, biasanya kalau normal ada sekitar 2.000 orang (pelamar paspor)," kata seorang petugas polisi.

Khalilullah, insinyur berusia 36 tahun ini tiba pukul 5:00 pagi bersama istri dan tiga anaknya. "(Saat itu) sudah ada 300 orang dalam antrean," kata Khalilullah yang saat itu telah lebih dari tiga jam mengantre.

Para pelamar ini kemudian harus difoto, mata mereka direkam secara biometrik, dan sidik jari diambil sebagai bagian dari proses itu.

Sementara Zeenat Bahar Nazari telah menunggu selama berjam-jam ketika kantor berita AFP mewawancarainya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com