Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ratusan Anak Diduga Alami Pelecehan Seksual di Lambeth Inggris

Kompas.com - 28/07/2021, 13:02 WIB
Tito Hilmawan Reditya

Penulis

Sumber Guardian

LONDON, KOMPAS.com - Ratusan anak-anak yang rentan dan sedang dalam perawatan dewan Lambeth di London selatan, menjadi sasaran kekejaman yang mengerikan dan pelecehan seksual selama beberapa dekade.

Dilansir Guardian, laporan penyelidikan menunjukkan bahwa semuanya itu, terjadi dalam skala yang "sulit untuk dipahami".

Penyelidikan independen terhadap pelecehan seksual anak (IICSA), menemukan lebih dari 700 tuduhan pelecehan seksual berhubungan dengan ratusan staf dan individu yang terkait tiga rumah di wilayah tersebut.

Skala pelecehan yang sebenarnya, menurut laporan, kemungkinan akan jauh lebih tinggi.

Baca juga: Jenderal Korea Selatan Ditangkap karena Pelecehan Seksual ke Anak Buahnya

Dewan Lambeth disebut telah membiarkan kekerasan dan serangan seksual berkembang di rumah-rumah tempat tinggal anak-anak itu.

Mereka juga telah gagal bertindak melawan pelaku yang dikenal, atau mengatasi budaya brutal, keras, dan penuh hukuman.

Hal ini punya konsekuensi menghancurkan banyak anak yang ada dalam perawatan.

“Sulit untuk memahami kekejaman dan pelecehan seksual yang dilakukan pada anak-anak dalam perawatan dewan Lambeth selama bertahun-tahun, oleh staf, oleh pengasuh dan keluarga mereka, dan oleh sukarelawan di lingkungan perumahan,” tulis laporan itu.

Meskipun sebagian besar anak telah dirawat setelah menderita kekerasan dan penelantaran di tangan anggota keluarga, laporan tersebut mencatat bahwa beberapa pengalaman yang mereka miliki di Lambeth, lebih buruk daripada saat tinggal di rumah bersama keluarga kandungnya.

Baca juga: UU Terbaru Texas Berusaha Atasi Klaim Pelecehan Seksual Anak Palsu

Dewan, dalam beberapa kesempatan, gagal melindungi anak-anak, termasuk mempekerjakan staf yang diketahui berisiko bagi anak-anak.

Mereka juga gagal menyelidiki karyawan yang dicurigai melakukan pelecehan seksual, dan memaparkan anak-anak ke situasi yang berisiko terjadi pelecehan.

Pada banyak anak yang ada dalam pengasuhan Lambeth, dampaknya angat menghancurkan, kata laporan itu.

Salah satu saksi, yang dikenal sebagai LA-A309, mengatakan, pelecehan membuatnya semakin terombang-ambing.

“Saya merasa sejak usia dini bahwa perasaan saya tidak penting. Bahwa rasa sakit saya itu tidak masalah. Sudah jelas sejak usia dini bahwa tidak ada yang benar-benar peduli pada saya," ujarnya.

Baca juga: Ada 13 Jenis Pelecehan Seksual, Pakar Unair Jelaskan Cara Mengatasinya

Selama lebih dari 40 tahun, hanya ads satu karyawan senior yang didisiplinkan karena ambil bagian dalam pelecehan.

Enam pelaku pelecehan seksual yang terkait dengan rumah Lambeth, beberapa di antaranya adalah karyawan dewan, juga dihukum karena pelecehan seksual anak antara tahun 1994 dan 2019.

Banyak staf di panti asuhan Lambeth, disebut “menunjukkan ketidakpedulian yang tidak berperasaan terhadap anak-anak rentan yang harusnya dirawat”.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com