Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

India Akan Pasang 40 Kipas Raksasa untuk Jernihkan Udara New Delhi

Kompas.com - 22/07/2021, 15:48 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

NEW DELHI, KOMPAS.com - India berencana memasang 40 kipas angin raksasa berupa menara tinggi, untuk menjernihkan udara New Delhi.

Ibu kota India tersebut dikenal memiliki udara kotor, dan kipas-kipas raksasa itu akan mengembuskan udara bersih yang telah disaring.

Contoh cara kerjanya adalah, menara setinggi 25 meter akan menyaring udara dalam radius satu kilometer persegi di sekitar toko dan kafe megah di Connaught Place.

Bangunan era kolonial Inggris itu dilanda kabut asap kuning-abu-abu setiap musim dingin.

Baca juga: Demi Tekan Polusi Udara, Perancis Berencana Larang Penerbangan Jarak Pendek

"Polusi adalah fenomena tahunan. Jadi kami (berusaha) menahannya," kata Anwar Ali Khan yang bertanggung jawab atas proyek tersebut, dikutip dari AFP.

Insinyur itu menambahkan, tujuannya adalah untuk menghilangkan hingga 50 persen partikel PM2.5 paling mematikan dari udara.

New Delhi mengatakan, lebih banyak menara akan dibangun jika eksperimen ini berhasil.

Kepala Menteri Delhi Arvind Kejriwal pernah menyebut ibu kota India sebagai "kamar gas" karena polusinya yang intens.

Akan tetapi proyek senilai 2 juta dollar AS (Rp 29 miliar) ini diragukan efektivitasnya, karena pakar menilai tidak akan banyak membantu.

Para ahli menganalogikan, menara kipas India raksasa seperti tusukan peniti melawan musuh tanpa henti dari asap mobil dan truk, emisi industri, dan pembakaran tunggul pertanian.

Baca juga: Soal Polusi Udara, AS Juga Salahkan China di Hari Bumi

"Memasang menara kipas tidak pernah, dan tidak akan menjadi solusi," ujar Sunil Dahiya analis di Pusat Penelitian Energi dan Udara Bersih, kepada AFP.

"Jika kita benar-benar ingin mengatasi polusi, itu harus ditangani pada sumbernya."

Dahiya menambahkan, menara tersebut akan ditenagai listrik berbasis grid biasa, padahal lebih dari 70 persen listrik India berasal dari batu bara.

"Jadi kami hanya akan menambah polusi di tempat lain di negara ini."

Sebelum rencana India, China telah membangun menara kipas setinggi 60 meter di kota Xian yang sangat tercemar udaranya, tetapi eksperimen tersebut belum berlanjut ke kota-kota lain.

Upaya New Delhi untuk mengurangi separuh jumlah mobil di jalan-jalan kota juga tidak banyak berhasil.

"Setiap pemerintah mengklaim mereka berusaha mengurangi polusi tetapi kami tidak melihat hasilnya," kata warga Delhi, Pradeep Kumar, kepada AFP.

Para insinyur berharap dapat selesai membangun menara kipas pada 15 Agustus, ketika India merayakan hari kemerdekaannya.

Pembersih udara lain yang lebih besar sedang dikerjakan di new Delhi dan Bangalore.

"Tujuannya bukan untuk membersihkan seluruh udara Delhi, itu untuk menciptakan zona khusus di mana orang bisa bernapas," kata terang Ali.

Baca juga: Pasangan India Gelar “Pernikahan di Udara” untuk Hindari Pembatasan Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com