Kegiatan yang biasa dilakukan para pengusaha ini, seperti mengumpulkan kekayaan besar, mengekspresikan individualitas mereka, memulai yayasan amal dan lembaga pendidikan atas nama mereka, semakin tidak mungkin "ditoleransi" di China.
Pesan terus-menerus dari media pemerintah sejak Presiden Xi Jinping mengunjungi museum yang didirikan pengusaha dan filantropis Zhang Jian, memberi isyarat pada miliarder China bahwa mereka harus "sejalan".
Orang kaya China, memang disebut meraup untung sampai 1,5 triliun dollar AS, yang belum pernah terjadi sebelumnya, ke dalam kekayaan mereka di puncak pandemi Covid-19 pada 2020.
Di sisi lain, mereka juga menderita kerugian sebesar 16 miliar dollar AS untuk kekayaan mereka pada paruh pertama tahun 2021.
Baca juga: Sebut Presiden Kenya seperti Monyet, Pengusaha China Dideportasi
Tapi tindakan keras dan peraturan China, meningkatkan tekanan bagi mereka untuk menemukan semangat filantropi, yakni menyumbang untuk masyarakat.
Dorongan bagi pengusaha China untuk melonggarkan dompet mereka dan memberikan sumbangan kepada masyarakat, dituangkan dalam rencana lima tahun terakhir pemerintah yang disetujui pada Maret lalu.
Aturan menganjurkan "penciptaan kesejahteraan publik", dan mempromosikan amal sebagai alat distribusi kekayaan.
Disebut sebagai "distribusi ketiga", sumbangan ini masuk dalam rencana yang diarahkan untuk pembenahan sistem pendidikan China.
Ini juga ditujukan untuk "mempercepat pengembangan bakat" dalam sains, teknologi, pertanian, dan kedokteran.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.