NEW DELHI, KOMPAS.com - Pemerintah India menyatakan, sudah 400.000 orang yang meninggal karena Covid-19, di tengah upaya mereka mempercepat vaksinasi.
Pakar menuturkan, ada kemungkinan jumlah kematian sebenarnya jauh lebih tinggi karena ada banyak laporan yang belum terdata.
"Negeri Bollywood" menjadi negara ketiga di dunia, setelah AS dan Brasil, yang melaporkan 400.000 orang meninggal karena virus corona.
Baca juga: Banyak Wanita India Tolak Vaksin Covid-19: Disinformasi hingga Masalah Kasta
Selain 400.000 kematian, India juga mencatatkan total kasus infeksi Covid-19 yang mencapai 30 juta, dilansir BBC Jumat (2/7/2021).
Dalam beberapa hari terakhir, infeksi harian negara di Asia Selatan tersebut sudah turun ke angka 40.000.
Sebelumnya ketika gelombang kedua mencapai puncaknya pada Mei, India bisa melaporkan hingga 400.000 kasus setiap harinya.
Disebutkan bahwa kunci kesuksesan pemerintah dalam menurunkan penyebaran adalah melalui lockdown dan gencarnya vaksinasi.
Meski begitu, pakar memperingatkan "Negeri Bollywood" tak boleh lengah, karena mereka bisa dihantam gelombang ketiga.
Apalagi sejak vaksinasi mulai diselenggarakan pada Januari, kurang dari luma persen populasi yang mendapat dua dosis vaksin.
Pemerintahan Perdana Menteri Narendra Modi menargetkan memvaksin seluruh warganya pada akhir tahun.
Namun, upaya mereka terhambat lambatnya vaksinasi, kurangnya ketersediaan vaksin, hingga keragu-raguan publik.
Saat ini, India memakai dua vaksin produksi dalam negeri, Covishield dan Covaxin. Sputnik V buatan Rusia sudah disetujui dan mulai dipakai.
Awal pekan ini, New Delhi menyetujui perusahaan farmasi Cipla untuk mengimpor Moderna, yang efikasinya mencapai 95 persen melawan Covid-19.
Baca juga: Narendra Modi Tegaskan India Tak Boleh Remehkan Virus Corona
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.