Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pelabuhan di Bangladesh Dibanjiri Orang Sebelum Lockdown Nasional

Kompas.com - 27/06/2021, 08:28 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber BBC

DHAKA, KOMPAS.com - Pelabuhan kapal feri di Dhaka, Bangladesh dibanjiri orang yang ingin keluar dari kota untuk menghindari lockdown nasional yang ketat yang mulai berlaku.

Selama lockdown 7 hari yang dimulai pada Senin (28/6/2021), tidak ada seorang pun di Bangladesh akan diizinkan meninggalkan rumah mereka kecuali dalam keadaan darurat.

Hal itu kemudian mendorong orang-orang untuk pindah keluar dari ibu kota Dhaka yang sibuk ke rumah mereka di kota lain atau desa-desa.

Baca juga: Daftar Negara dan Kota yang Lockdown akibat Covid-19 Varian Delta

Melansir BBC pada Sabtu (27/6/2021), kasus Covid-19 di negara itu tercatat telah melonjak, banyak di antaranya terkait dengan varian Delta yang pertama kali diidentifikasi muncul di negara tetangganya, India.

Gelombang virus corona terbaru di Bangladesh dimulai sekitar 6 pekan yang lalu. Pada 15 Mei, ada 261 kasus baru dan 22 kematian dilaporkan.

Pada Jumat (25/6/2021), ada 5.869 kasus baru dan 108 kematian, yang merupakan jumlah kematian harian tertinggi kedua di Bangladesh sejak awal pandemi Covid-19.

Baca juga: Sydney Lockdown Lagi Saat Kasus Covid-19 Varian Delta Berkembang

Banyak rumah sakit memiliki jumlah pasien yang membludak dan kesulitan untuk mengatasinya, terutama yang berada di perbatasan India.

Dengan peningkatan kasus yang tajam, layanan kereta api dan bus sudah dihentikan, kecuali untuk layanan darurat.

Orang-orang yang berharap untuk meninggalkan kota terpaksa menyewa kendaraan pribadi, atau bahkan berjalan kaki, karena penutupan transportasi.

Baca juga: Apa Itu Varian Delta Plus dan Bedanya dengan Varian Lain?

Sebuah pernyataan yang dikeluarkan oleh Departemen Informasi Pers Bangladesh (PID) mengatakan bahwa semua kantor, termasuk kantor pemerintah, semi-pemerintah dan swasta, juga akan ditutup.

Editor BBC Asia Selatan Jill McGivering melaporkan bahwa pekerja berpenghasilan rendah dan pekerja harian akan menjadi salah satu yang paling terpukul oleh lockdown yang ketat.

Juru bicara departemen kesehatan Robed Amin mengatakan kepada kantor berita AFP bahwa polisi dan penjaga perbatasan akan dikerahkan untuk menegakkan lockdown dan menghentikan orang meninggalkan rumah mereka.

Dia menambahkan bahwa tentara juga dapat dikerahkan jika diperlukan.

Baca juga: Varian Delta Dominasi 90 Persen Kasus Baru Covid-19 di Uni Eropa

"Ini adalah situasi yang berbahaya dan mengkhawatirkan," kata Amin.

"Jika kita tidak menahannya sekarang, kita akan menghadapi situasi seperti India," imbuhnya.

Gelombang kedua infeksi Covid-19 yang sangat buruk di India pada April dan Mei, disebut sebagian besar didorong oleh varian Delta.

Meskipun negara itu mulai dibuka kembali, para ahli telah memperingatkan bahwa akan terjadi gelombang ketiga dalam beberapa bulan ke depan.

Baca juga: Para Ahli Sebut Terlalu Dini Simpulkan Risiko Varian Delta Plus

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Iran Klaim Drone-nya Sendiri yang Temukan Helikopter Raisi, Turkiye Gagal

Iran Klaim Drone-nya Sendiri yang Temukan Helikopter Raisi, Turkiye Gagal

Global
Rangkuman Hari Ke-822 Serangan Rusia ke Ukraina: Rencana Bantuan G7 | Toko Ramai Diserang

Rangkuman Hari Ke-822 Serangan Rusia ke Ukraina: Rencana Bantuan G7 | Toko Ramai Diserang

Global
[UNIK GLOBAL] 26 Tahun Diculik Tetangga | Olahraga Kontroversial di China

[UNIK GLOBAL] 26 Tahun Diculik Tetangga | Olahraga Kontroversial di China

Global
Rusia Rebut Desa Ukraina Lagi di Donetsk

Rusia Rebut Desa Ukraina Lagi di Donetsk

Global
Rusia Serang Toko di Ukraina Berisi Ratusan Orang, 2 Korban Tewas

Rusia Serang Toko di Ukraina Berisi Ratusan Orang, 2 Korban Tewas

Global
Kanada Bubarkan 2 Perusahaan Teknologi, Dianggap Ancam Keamanan Nasional

Kanada Bubarkan 2 Perusahaan Teknologi, Dianggap Ancam Keamanan Nasional

Global
Tak Hiraukan Peringatan Mahkamah Internasional, Israel Terus Tingkatkan Serangan ke Rafah

Tak Hiraukan Peringatan Mahkamah Internasional, Israel Terus Tingkatkan Serangan ke Rafah

Global
Viral di Jerman, Rekaman Pesta Elite Tampilkan Orang-orang Nyanyikan Lagu Nazi

Viral di Jerman, Rekaman Pesta Elite Tampilkan Orang-orang Nyanyikan Lagu Nazi

Global
Google Ubah Aturan Pencarian di Uni Eropa, Sejumlah Bisnis Khawatir Tak Terdeteksi

Google Ubah Aturan Pencarian di Uni Eropa, Sejumlah Bisnis Khawatir Tak Terdeteksi

Global
Bisnis Minuman Boba Mulai Merosot di China, Ini Penyebabnya

Bisnis Minuman Boba Mulai Merosot di China, Ini Penyebabnya

Global
Peramal India Memprediksi Tanggal Dimulainya Perang Dunia III

Peramal India Memprediksi Tanggal Dimulainya Perang Dunia III

Global
Profil Kabosu, Anjing Shiba Inu yang Fotonya Jadi Meme 'Doge'

Profil Kabosu, Anjing Shiba Inu yang Fotonya Jadi Meme "Doge"

Global
Anjing Shiba Inu Jepang Maskot Kripto Dogecoin Meninggal

Anjing Shiba Inu Jepang Maskot Kripto Dogecoin Meninggal

Global
Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa

Rusia Kini Akui ISIS Dalang Penembakan Konser di Moskwa

Global
Rangkuman Hari Ke-821 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Hentikan Rusia | Aset Rusia Untuk Ukraina

Rangkuman Hari Ke-821 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Hentikan Rusia | Aset Rusia Untuk Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com