Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

KISAH MISTERI: Pasukan X, Satuan Komando Rahasia Yahudi, Pahlawan Perang Dunia II

Kompas.com - 24/06/2021, 23:51 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber TIME

KOMPAS.com - Tahun ini, dunia akan memperingati 80 tahun masuknya Amerika Serikat (AS) ke dalam Perang Dunia II.

Sebagai salah satu konflik yang paling banyak dipelajari, seolah-olah semua cerita tentang peristiwa itu sekarang telah diceritakan.

Tapi asumsi ini bisa jadi meremehkan ruang lingkup dan kompleksitas salah satu episode paling merusak dalam sejarah manusia.

Detail baru muncul setiap saat, terutama saat dokumen baru yang sebelumnya dirahasiakan terungkap, atau para penyintas yang tersisa buka suara membagikan kenangan hingga rahasia yang mereka sembunyikan.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II, Diawali oleh Serangan Jerman ke Polandia

Melansir Time pada Selasa (22/6/2021), salah satu kisah terbesar yang belum banyak diungkap berkaitan dengan kisah heroik orang-orang Yahudi, yang jumlahnya tak terhitung selama perang dunia II.

Mereka nyatanya banyak bertugas baik di dalam militer AS, Inggris, maupun Rusia.

Kontribusi vital para prajurit ini untuk upaya perang Sekutu tetap banyak yang terkubur.

Alasannya mulai dari mitos yang diterima secara umum, bahwa banyak orang Yahudi menjadi korban selama Holocaust. Ada juga pandangan bahwa orang Yahudi yang tangguh dan kuat dalam berperang hanya ada di Israel saja.

Di luar alasan itu, ternyata ada alasan yang lebih keji, soal mengapa kisah-kisah ini belum terungkap. Salah satu contohnya adalah kisah unit luar biasa yang kurang dikenal yang disebut sebagai Pasukan X atau "X Troop."

Untuk mengetahui alasannya, mari kita kembali ke masa ke Juni 1942, ketika Jerman tampaknya tak terbendung di Eropa.

Baca juga: Kisah Perang Dunia II: Mengapa Terjadi dan Negara yang Terlibat

Pembentukan "Penjahat Bajingan"

Putus asa untuk mengubah arah perang, Winston Churchill dan Kepala Operasi Gabungan memutuskan untuk membuat unit komando dari pengungsi Yahudi.

Banyak dari mereka berada di kamp konsentrasi sebelum melarikan diri ke Inggris. Sebagian besar dari mereka telah kehilangan keluarganya karena Nazi.

Mereka datang dari Jerman dan Austria sebagai remaja. Ketika perang pecah mereka tertawan sebagai musuh asing, seringkali dalam kondisi yang mengerikan di Australia dan Kanada.

Bagi mereka, perang itu bersifat pribadi, dan mereka tidak akan berhenti untuk mengalahkan ancaman Nazi.

Mereka bertarung melawan musuh dengan kontra-intelijen dan keterampilan bertarung yang mumpuni, kombinasi langka untuk prajurit modern.

Unit komando dari pengungsi Yahudi itu adalah X Troop, yang disebut sebagai “Penjahat Bajingan” yang sebenarnya.

Baca juga: Terungkap Abu Jenazah PM Jepang Era Perang Dunia II Hideki Tojo Disebar di Laut

Tugas sangat berbahaya

Setelah orang-orang tersebut dipilih atau menjadi sukarelawan untuk tugas baru yang berbahaya, mereka dibawa ke London dan diwawancarai oleh MI5.

Sejak awal mereka diberitahu akan melakukan perlawanan langsung ke Nazi. Pekerjaan itu akan sangat berbahaya. Mereka pun memahami risikonya, tetapi merasa tidak ada ruginya lagi.

Masalahnya, Hitler harus dihentikan dengan segala cara. Jadi setiap orang rela menjadi sukarelawan.

Peter Terry, salah satu komando pasukan itu pernah berkata: "Kami semua menantikan pembunuhan itu (Nazi).”

Maka dimulailah kisah luar biasa Komando No. 10 (antar-sekutu), Pasukan 3 atau yang lebih dikenal sebagai Pasukan X (X Troop).

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
 Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Paket Bantuan Senjata Besar-besaran AS: Taiwan Senang, China Meradang

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com