Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Presiden Terpilih Iran Ebrahim Raisi Disebut Sang Jagal oleh Barat

Kompas.com - 20/06/2021, 18:05 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

TEHERAN, KOMPAS.com – Ebrahim Raisi dinyatakan sebagai presiden terpilih Iran setelah penghitungan suara pada Sabtu (19/6/2021).

Menteri Dalam Negeri Iran Aboldreza Rahmani Fazli menuturkan, Raisi meraup 61,95 persen suara.

Melansir News.com, pihak Barat menjuluki hakim sekaligus ulama Syiah garis keras tersebut sebagai "Sang Jagal" atau "Jagal 1988".

Baca juga: Resmi, Ebrahim Raisi Jadi Presiden Terpilih Iran

Pasalnya, Raisi diduga memerintahkan penyiksaan terhadap wanita hamil, membuat tahanan dilempar dari tebing, dan mencambuk orang dengan kabel listrik.

Selain itu, dia juga diduga terlibat dalam eksekusi massal dan penyiksaan terhadap tahanan politik pada dekade 1980-an.

Raisi sempat ditunjuk sebagai Ketua Mahkamah Agung Iran pada 2019 oleh Pemimpin Tertinggi Iran Ayatollah Ali Khamenai.

Dia merupakan sekutu dekat Khamenei sebagaimana dilansir News.com.

Baca juga: Profil Ebrahim Raisi, Kandidat Unggul Presiden Iran dan Algojo Massal 1988

Anggota kunci “Komisi Kematian”

Pada 1980, ketika masih berusia 20 tahun, Raisi diangkat menjadi jaksa pengadilan Karaj, sebelah barat Teheran. Dan pada 1988, dia dipromosikan menjadi Wakil Jaksa Teheran.

Laporan menyebutkan, Raisi merupakan anggota kunci dari apa yang disebut "Komisi Kematian”.

“Komisi Kematian” beranggotakan empat pejabat Iran yang memerintahkan eksekusi terhadap puluhan ribu orang pada 1988.

Para korban dari pembantaian tersebut merupakan tahanan politik di mana sebagian besar merupakan anggota atau simpatisan Organisasi Mujahidin Rakyat Iran.

Dalam pembantaian tersebut, sekitar 30.000 pria, wanita, bahkan anak-anak yang ditahan di penjara-penjara Iran dieksekusi hanya dalam beberapa bulan.

Baca juga: Menteri Luar Negeri: Ebrahim Raisi Presiden Terpilih Iran

Dalam pembantaian 1988, para tahanan politik Iran disiksa dan dihukum mati atas perintah Raisi.

Beberapa orang penyintas pembantaian tersebut menceritakan pengalaman mengerikan mereka.

Farideh Goudarzi, yang dipenjara karena menjadi bagian dari kelompok politik terlarang, mengatakan Raisi menyaksikan penjaga menjatuhkan bayinya ke lantai.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Rusia Masukkan Presiden Zelensky ke Dalam Daftar Orang yang Diburu

Global
[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

[UNIK GLOBAL] Viral Pria India Nikahi Ibu Mertua | Galon Air Jadi Simbol Baru Protes Pro-Palestina

Global
Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Rusia Jatuhkan 4 Rudal Jarak Jauh ATACMS Buatan AS yang Ditembakkan Ukraina

Global
Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Kelompok Bersenjata di Gaza Rampok Bank Palestina Rp 1,12 Triliun

Global
Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Pembicaraan Gencatan Senjata Gaza Dilanjutkan di Mesir

Global
Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Penembakan di Dekat Paris, 1 Tewas dan Melukai 6 Orang

Global
Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Populasi Menurun, Nyaris 4 Juta Rumah Kosong di Jepang

Global
Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Zebra Kabur di Jalan Raya AS, Penunggang Rodeo Datang Menyelamatkan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com