Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Brasil Capai 500.000 Kematian Covid-19, Kondisi Lebih Buruk Masih Mengancam

Kompas.com - 20/06/2021, 09:23 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Reuters

SAO PAULO, KOMPAS.com - Jumlah kematian Covid-19 Brasil melampaui 500.000 korban pada Sabtu (19/6/2021).

Para ahli memperingatkan bahwa wabah Covid-19 paling mematikan kedua di dunia itu dapat memburuk di “Negeri Samba.”

Baca juga: Pawai Motor Tanpa Masker, Presiden Brasil Didenda Rp 1,6 Juta

Masalahnya, vaksinasi Brasil tertunda dan pemerintahnya sendiri menolak untuk mendukung langkah-langkah pembatasan sosial.

Hanya 11 persen orang Brasil yang telah menerima vaksinasi Covid-19 penuh.

Ahli epidemiologi memperingatkan bahwa, dengan tibanya musim dingin di belahan bumi selatan dan varian baru dari virus corona yang beredar, kematian akan terus meningkat bahkan jika imunisasi ditingkatkan.

Brasil telah mencatat 500.800 kematian dari 17.883.750 kasus Covid-19 yang dikonfirmasi, menurut data Kementerian Kesehatan Brasil pada Sabtu (19/6/2021).

Jumlah kematian itu secara resmi menjadi yang terburuk selain Amerika Serikat (AS). Selama seminggu terakhir, Brasil memiliki rata-rata 2.000 kematian per hari.

Dalam tahun kedua pandemi, Covid-19 terus menghancurkan negara-negara di kawasan Amerika Latin.

Pan American Health Organization (PAHO) melaporkan 1,1 juta kasus baru Covid-19 dan 31.000 kematian di kawasan ini minggu lalu.

PAHO mencatat kenaikan di enam negara bagian Meksiko, Belize, Guatemala, Panama dan beberapa tempat di Karibia.

Organisasi itu memperingatkan bahwa situasi Covid-19 Kolombia berada pada titik terburuknya. Tempat tidur unit perawatan intensif penuh di kota-kota besar.

Baca juga: Presiden Argentina Sebut Orang Brasil Berasal dari Hutan, Picu Kontroversi


Pemerintah apatis

Para ahli melihat jumlah korban di Brasil, yang sudah menjadi yang tertinggi di Amerika Latin, meningkat jauh lebih tinggi lagi.

"Saya pikir kita akan mencapai 700.000 atau 800.000 kematian sebelum kita melihat efek vaksinasi," kata Gonzalo Vecina, mantan kepala regulator kesehatan Brasil Anvisa, yang memprediksi tingkat kecepatan kematian jangka pendek, melansir Reuters.

"Kami mengalami kedatangan varian baru virus corona dan varian India akan membawa kami kembali berputar (dalam krisis pandemi)."

Vecina mengkritik penanganan pandemi oleh Presiden sayap kanan Brasil Jair Bolsonaro, dan kurangnya tanggapan nasional yang terkoordinasi.

Apa lagi ada skeptisisme terhadap vaksin, lockdown, dan persyaratan pemakaian masker, yang telah dilonggarkan aturannya oleh Presiden Brasil sendiri.

Ribuan warga Brasil memprotes manajemen pandemi Bolsonaro dalam demonstrasi nasional pada Sabtu (19/6/2021).

Mereka menyalahkan pemerintah atas tingginya angka kematian dan menyerukan penggulingan presiden.

Raphael Guimaraes, seorang peneliti di pusat biomedis Brasil Fiocruz, mengatakan penundaan program vaksinasi di negara berpenduduk terpadat di Amerika Latin itu berarti efek penuh vaksin tidak akan terasa sampai September atau lebih.

Baca juga: Serrana, Kota Paling Sehat di Tengah Ancaman Covid-19 di Brasil

Melampaui India

Guimaraes memperingatkan bahwa Brasil akan kembali melihat pemandangan terburuk dari puncak pandemi Covid-19 pada Maret-April, ketika negara itu rata-rata 3.000 kematian per hari.

"Kami masih dalam situasi yang sangat kritis, dengan tingkat penularan yang sangat tinggi dan hunian tempat tidur rumah sakit yang masih kritis di banyak tempat," katanya.

Minggu ini, kasus baru yang dikonfirmasi di Brasil meningkat menjadi rata-rata lebih dari 70.000 per hari, melampaui India untuk yang terbanyak di dunia.

Vaksinasi akan sangat penting dalam mengalahkan virus di Brasil, karena negara itu gagal mencapai konsensus tentang pembatasan sosial dan masker, kata Ester Sabino, seorang ahli epidemiologi di Universitas Sao Paulo.

"Kami benar-benar perlu meningkatkan vaksinasi dengan sangat cepat," katanya.

Namun, bukti dari negara tetangga Chile, yang seperti Brasil sangat bergantung pada vaksin yang dikembangkan oleh Sinovac Biotech China, menunjukkan bahwa mungkin perlu berbulan-bulan sebelum imunisasi massal akan efektif mengekang penularan.

Hampir setengah dari warga Chile telah divaksinasi. Tetapi ibu kota mereka, Santiago, baru saja kembali dikunci karena kasus melonjak lagi mendekati tingkat puncak.

Brasil perlu menginokulasi sekitar 80 juta orang untuk mencapai tingkat vaksinasi per kapita Chile saat ini.

Itu akan membutuhkan pasokan vaksin dan bahan-bahan yang lebih konsisten di Brasil.

Namun pasokan keperluan itu tidak stabil dalam beberapa bulan terakhir, karena impor dari China tertunda setelah Bolsonaro memusuhi Beijing dengan komentar yang dianggap anti-China.

Baca juga: Krisis Covid-19 Terjadi di Brasil, Presiden Jair Bolsonaro Disebut Bertanggung Jawab

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com