Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Segel Berusia 7.000 Tahun Ditemukan di Israel, Inovasinya Masih Dipakai hingga Kini

Kompas.com - 16/06/2021, 17:44 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber Daily Mail

YERUSALEM, KOMPAS.com - Sebuah cetakan tanah liat berusia hampir 7.000 tahun ditemukan di Israel, diyakini sebagai sebuah segel yang mungkin telah digunakan untuk berbagai alasan, termasuk penandatanganan untuk pengiriman.

Temuan arkeolog yang dipublikasikan bulan lalu di Levant, mencatat bahwa segel itu ditemukan antara tahun 2004 dan 2007, bersama dengan sekitar 150 potongan lainnya, termasuk tembikar dan tanah liat, di Lembah Beit She'an Israel.

Baca juga: Temuan Langka Lampu Minyak Lengkap dengan Sumbu Berusia 2.000 Tahun di Israel

Selain menandatangani dan menyegel pengiriman, segel itu juga bisa digunakan untuk menutup silo atau pintu gudang.

Ini adalah bukti pertama dari penggunaan tersebut, menurut pernyataan dari Hebrew University of Jerusalem.

Ketika pintu gudang dibuka, segelnya akan pecah, memberikan tanda bahwa seseorang telah masuk ke sana.

“Bahkan saat ini, jenis penyegelan serupa digunakan untuk mencegah gangguan dan pencurian,” kata salah satu rekan penulis studi tersebut, profesor HU Yosef Garfinkel, dalam pernyataannya.

“Ternyata ini sudah digunakan 7.000 tahun yang lalu oleh pemilik tanah dan administrator lokal untuk melindungi properti mereka.”

Stempel ini memiliki dua stempel geometris yang berbeda, sehingga diyakini menjadi “kebangkitan praktik administrasi di Levant selama periode protosejarah,” tulis para penulis dalam abstrak penelitian.

Baca juga: Gali Situs Jembatan Tua, Petugas Dikejutkan dengan Temuan Gua Buatan dan Isinya

Banyak segel kuno yang ditemukan di Bait Suci Pertama Yerusalem yang berusia hampir 2.600 tahun memiliki nama pribadi atau tokoh kitab suci.

Tapi segel ini berasal dari era ketika tulisan belum digunakan, sehingga menunjukkan pentingnya dua bentuk geometris.

Itu mungkin juga membuka indikasi bahwa dua orang terlibat dalam transaksi, di mana satu pihak mungkin berada lebih jauh dari Israel.

"Di situs ini kami memiliki bukti kontak dengan orang-orang dari Mesopotamia, Turki, Mesir dan Kaukasia," tambah Garfinkel, melansir Daily Mail pada Minggu (14/6/2021).

Menurutnya, tidak ada situs prasejarah di mana pun di Timur Tengah yang mengungkapkan bukti perdagangan jarak jauh barang-barang eksotis seperti yang kami temukan di situs tersebut.

Hebatnya, segel satu sentimeter itu ditemukan dalam “kondisi bagus” karena iklim kering di lembah Beit She'an.

Baca juga: Temuan Topeng Emas Berusia 3.000 Tahun Jadi Meme Viral di China

Setelah menganalisis segel, para peneliti menentukan kemungkinan itu berasal dari setidaknya 6 mil jauhnya dari lokasi penemuan, Live Science melaporkan.

Selain segel, ada petunjuk di situs penggalian bahwa daerah itu dulunya adalah rumah bagi orang-orang dengan 'kekayaannya cukup besar.” Itu mengingat tempat penyimpanannya penuh dengan bahan dan alat-alat.

Penelitian lebih lanjut diperlukan untuk menentukan seberapa berpengaruh daerah itu dan apakah orang-orang datang dari jarak yang sangat jauh untuk mengunjunginya.

"Kami berharap penggalian lanjutan di Tel Tsaf dan tempat-tempat lain dari periode waktu yang sama akan menghasilkan bukti tambahan untuk membantu kami memahami dampak otoritas regional di Levant selatan," kata Garfinkel.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskorsing... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Pria Ini Memeluk 1.123 Pohon dalam Satu Jam, Pecahkan Rekor Dunia

Global
Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Ukraina Gagalkan 55 Serangan Rusia di Donetsk

Global
Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Datangi Arab Saudi, Menlu AS Bujuk Normalisasi Hubungan dengan Israel

Global
Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Saat Bangladesh Liburkan Sekolah secara Nasional karena Gelombang Panas...

Global
Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Sepak Terjang Alexei Navalny, Pemimpin Oposisi Rusia yang Tewas di Penjara

Internasional
Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Bendungan Runtuh Akibat Hujan Lebat di Kenya Barat, 40 Orang Tewas

Global
3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur 'Facial Vampir' di New Mexico

3 Wanita Mengidap HIV Setelah Prosedur "Facial Vampir" di New Mexico

Global
Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Hamas Luncurkan Roket ke Israel dari Lebanon

Global
PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com