Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Era Wisata Luar Angkasa Dimulai, Segini Harga Tiket dan Isi Paketnya

Kompas.com - 15/06/2021, 17:44 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Awal pekan ini, tak lama setelah Jeff Bezos dari Amazon mengumumkan bahwa dia akan terbang ke luar angkasa pada 20 Juli mendatang dengan pesawat yang dirancang oleh perusahaan kedirgantaraannya Blue Origin, desas-desus mulai beredar bahwa Sir Richard Branson dari Virgin Records juga akan melakukan hal yang sama dengan pesawat rancangan perusahaannya, Virgin Galactic.

Persaingan antara dua miliarder ini menyoroti menggeliatnya aktivitas pariwisata ruang angkasa, karena perusahaan-perusahaan berusaha menawarkan perjalanan ruang angkasa kepada orang-orang, atau setidaknya bagi mereka yang mampu membayar paket perjalanan tersebut.

Sejauh ini perjalanan ruang angkasa masih dilakukan untuk tujuan ilmu pengetahuan dan keperluan penerbangan.

Baca juga: Sperma Tikus Bertahan 6 Tahun di ISS, Akankah Jadi Jawaban Cara Bereproduksi di Luar Angkasa?

Hanya ada tujuh orang yang pernah terbang ke luar angkasa sebagai turis. Antara tahun 2001 dan 2010, perusahaan pariwisata luar angkasa Space Adventures memfasilitasi penginapan di Stasiun Luar Angkasa Internasional (ISS) dengan harga antara 20 juta dollar AS (Rp 280 miliar) dan 40 juta dollar AS (Rp 560 miliar) per kursi.

Destinasi yang lebih tinggi

Sebuah studi dari konsultan industri luar angkasa dan satelit Northern Sky Research (NSR) memperkirakan, pasar perjalanan dan pariwisata luar angkasa akan menghasilkan pendapatan hampir 8 miliar dollar AS (Rp 112 triliun) antara tahun 2020 dan 2030.

Ada tiga jenis penerbangan yang ditawarkan: orbital, suborbital, dan parabola.

Penerbangan orbital mencapai kecepatan yang cukup tinggi untuk tetap berada di orbit mengelilingi Bumi.

Penerbangan suborbital terbang lebih lambat dari penerbangan orbital, mencapai luar angkasa, tetapi tanpa kecepatan untuk memasuki orbit.

Sementara penerbangan parabola, yang paling mudah diakses dari ketiganya, berlangsung di pesawat komersial yang dimodifikasi yang melakukan manuver khusus.

Penumpang akan merasakan sensasi perasaan tanpa bobot yang dialami di luar angkasa tanpa pergi ke sana.

Lebih dari 100 penerbangan parabola terjadi pada tahun 2019, dengan tiket seharga 5.000 dollar AS (Rp 70 juta) per orang. Penerbangan jenis ini adalah yang paling mudah diakses dari segi harga dan teknologi.

Baca juga: Tiket ke Luar Angkasa Bersama Jeff Bezos Laku Rp 397,6 Miliar

Menurut NSR saat ini orang-orang mulai melirik penerbangan orbital dan suborbital yang lebih mahal dan lebih kompleks dalam segi teknis.

Penerbangan suborbital membawa penumpang keluar dari atmosfer bumi selama beberapa menit, di mana mereka memiliki pemandangan planet asal mereka dan sensasi tanpa bobot, kemudian kembali ke Bumi beberapa menit kemudian.

Kedua penerbangan ini diprediksi menyumbang 98% dari pangsa pasar penerbangan ruang angkasa hingga tahun 2030.

Berapa harga wisata ruang angkasa?

Blue Origin dari Amazon, Virgin Galactic dari Richard Branson, dan SpaceX dari Elon Musk pun dianggap sebagai pelopor industri penerbangan ruang angkasa.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com