Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Israel Segera Punya Koalisi Pemerintahan Baru, Akhir Era Benjamin Netanyahu?

Kompas.com - 30/05/2021, 20:55 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TEL AVIV, KOMPAS.com - Israel pada Minggu (30/5/2021) semakin dekat memiliki koalisi pemerintahan baru, yang akan mengakhiri era Perdana Menteri Benjamin Netanyahu sebagai pemimpin terlama negara itu.

Para politisi oposisi Netanyahu sedang dalam pembicaraan intensif menjelang tenggat waktu Rabu malam (2/6/2021).

Netanyahu (71) yang sedang menghadapi persidangan atas tuduhan penipuan, penyuapan, dan pelanggaran kepercayaan, tetap memegang kekuasaan meski empat pemilu sebelumnya diwarnai kekacauan.

Baca juga: Biografi Tokoh Dunia: Benjamin Netanyahu, Prajurit Veteran Israel Pemegang Komando Serangan ke Gaza

Terbaru, Partai Likud-nya meraih kursi terbanyak pada pemilu Maret, tetapi kembali gagal membentuk pemerintahan baru.

Yair Lapid yang merupakan mantan penyiar tv, sekarang mencoba membangun koalisi saingan.

Lapid sedang berusaha membentuk aliansi yang oleh media-media Israel disebut sebagai blok perubahan, yang akan mencakup garis keras nasionalis Naftali Bennett dan para anggota parlemen Arab-Israel.

Kantor berita AFP melaporkan, Lapid menawarkan berbagi kekuasaan dan mengizinkan Bennett menjalani masa jabatan pertama dalam kepemimpinan bergilir.

Baca juga: Pemilu Israel Tak Ada Pemenangnya, PM Netanyahu Diminta Bentuk Kabinet Baru

Namun Netanyahu yang sudah berkuasa 12 tahun tak mau mengalah, dan juga menawarkan pembagian kekuasaan kepada beberapa mantan sekutu termasuk Bennett.

Potensi pemerintahan baru Lapid akan mencakup Partai Blue and White-nya Benny Gantz, dan New Hope Party dari mantan sekutunya, Gideon Sarr.

Partai Yisrael Beitenu dari Avigdor Liberman dan Partai Buruh serta Meretz juga akan bergabung dengan koalisi.

Akan tetapi mereka akan butuh dukungan dari pendukung permukiman Yahudi di wilayah Palestina, serta para anggota parlemen Arab-Israel keturunan Palestina.

Baca juga: Duel Kepentingan Hamas dan Netanyahu dalam Konflik Israel-Palestina 2021

Pakar politik Gayil Talshir dari Hebrew University pada Minggu (30/5/2021) berkata ke AFP, Israel sekarang lebih dekat dari sebelumnya ke koalisi perubahan.

Ia juga menyebut bahwa Netanyahu sedang berada dalam posisi putus asa.

"Sekarang dia melihat perubahan koalisi akan diumumkan malam ini atau besok, dia harus bergerak maju dengan kesepakatan yang lebih serius," terang Talshir kepada AFP.

Netanyahu dilaporkan menawarkan perjanjian rotasi sendiri kepada Bennett dan Saar.

Namun Saar menolaknya di Twitter dengan menulis, "Sikap dan komitmen kami adalah dan tetap: menggantikan rezim Netanyahu."

Baca juga: Pemilu Israel Masih Buntu, Netanyahu Gagal Bentuk Kabinet Baru

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Restoran Ini Buat Tantangan Santap Sayap Ayam Super Pedas, Peserta Wajib Teken Surat Pernyataan

Global
Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Kesaksian Perempuan yang Disandera 54 Hari di Gaza: Bunuh Saja Saya Secepatnya

Internasional
India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

India Tangguhkan Lisensi Belasan Produk Obat Tradisional dari Guru Yoga Populer

Global
Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Perlakuan Taliban pada Perempuan Jadi Sorotan Pertemuan HAM PBB

Global
Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Rudal Hwasong-11 Korea Utara Dilaporkan Mendarat di Kharkiv Ukraina

Global
Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Blinken Desak Hamas Terima Kesepakatan Gencatan Senjata Israel

Global
Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Status Mahasiswa Pro-Palestina di Universitas Columbia Terancam Ditangguhkan

Global
Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Keputusan Irak Mengkriminalisasi Hubungan Sesama Jenis Menuai Kritik

Internasional
Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Cerita 5 WNI Dapat Penghargaan sebagai Pekerja Teladan di Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Rangkuman Hari Ke-796 Serangan Rusia ke Ukraina: Ukraina Gagalkan 55 Serangan di Donetsk | Rusia Rebut Semenivka

Global
Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Anak-anak di Gaza Tak Tahan Lagi dengan Panas, Gigitan Nyamuk, dan Gangguan Lalat...

Global
AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

AS Menentang Penyelidikan ICC atas Tindakan Israel di Gaza, Apa Alasannya?

Global
Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Saat Mahasiswa Columbia University Tolak Bubarkan Diri dalam Protes Pro-Palestina dan Tak Takut Diskors... 

Global
ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

ICC Isyaratkan Keluarkan Surat Perintah Penangkapan PM Netanyahu, Israel Cemas

Global
[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

[POPULER GLOBAL] Bom Belum Meledak di Gaza | Sosok Penyelundup Artefak Indonesia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com