Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Arsip dan Benda Pribadi Stephen Hawking akan Disimpan di Inggris

Kompas.com - 28/05/2021, 18:20 WIB
Tito Hilmawan Reditya,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Reuters

LONDON, KOMPAS.com - Seluruh makalah dan barang-barang pribadi yang selama ini tersebar milik Stephen Hawking, astrofisikawan Inggris, resmi diakuisisi Universitas Cambridge dan grup museum Inggris pada Kamis (27/5/2021).

Dilansir Reuters, seluruh konten dari kantor dan arsip ilmuwan yang meninggal pada 2018 ini, akan disimpan untuk generasi mendatang, sesuai kesepakatan Perpustakaan Universitas Cambridge, grup museum Inggris, dan pemerintah Inggris Raya.

Kesepakatan bernilai 4,8 juta euro (Rp 83,6 miliar) ini, mencakup 10 ribu halaman makalah ilmiah Hawking dan dokumen lainnya. Semuanya akan ditempatkan di Universitas Cambridge, Inggris Timur, tempat Hawking mengembuskan napas terakhir.

Baca juga: Stephen Hawking Meramal Kiamat

Jessica Gardner, pustakawan Universitas Cambridge mengatakan, arsip Hawking sangatlah penting dan harusnya memang disimpan bersama arsip para ilmuwan lain.

"Arsip ini adalah warisan Hawking yang memang harus disimpan untuk generasi mendatang," ujarnya.

Sementara, benda-benda dari pengarang buku masyhur "A Brief History of Time" ini , termasuk kursi roda, sintesis wicara, dan memorabilia pribadi, akan disimpan di Museum Sains London.

Rencananya, benda-benda akan dipamerkan tahun depan setelah dikurasi.

Arsip Cambridge, yang mencakup dokumen dari tahun 1944 hingga 2008, termasuk makalah akademis dan skrip TV dari penampilan Hawking di acara seperti "The Simpsons", juga akan disimpan.

Nantinya, arsip ini akan disandingkan dengan makalah dari ilmuwan ternama lainnya, seperti Isaac Newton dan Charles Darwin.

Baca juga: Terinspirasi Stephen Hawking, Peserta UTBK Tunadaksa Ini Berjuang Masuk PTN

Seperti diketahui, abu mayat Hawking yang meninggal pada usia 76 tahun, memang dikuburkan di samping kuburan Newton dan Darwin di Westminster Abbey, London.

Menanggapi akuisisi ini, Lucy, Tim, dan Robert Hawking, putra-putri Hawking, percaya bahwa lembaga-lembaga penting di Inggris akan melestarikan karya ayahnya semasa hidup.

"Sangat penting untuk kepentingan generasi yang akan datang. Membuat warisannya dapat diakses oleh sebanyak mungkin audiens," kata mereka.

Baca juga: Dilelang, Kursi Roda Stephen Hawking Terjual Rp 5,7 Miliar

"Ayah kami sangat percaya bahwa setiap orang harus memiliki kesempatan untuk terlibat dengan sains. Dia pasti akan senang bahwa warisannya akan dipertahankan oleh Museum Sains dan Perpustakaan Universitas Cambridge," tambahnya.

Selama hidupnya, Hawking, dikenal sudah mengabdikan ilmunya untuk mengungkap misteri alam semesta. Termasuk sifat ruang dan waktu, relativitas, teori kuantum, dan bagaimana partikel terkecil berperilaku.

Meskipun Hawking menderita penyakit neuron motorik, yang mengharuskannya menggunakan kursi roda dan tidak dapat berbicara kecuali melalui synthesizer suara, tapi dunia mengakui bahwa kecerdasannya tidak pernah sedikitpun tumpul.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com