Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Berkaca dari Roket China, ke Mana Benda Luar Angkasa yang Jatuh di Bumi Dibuang?

Kompas.com - 09/05/2021, 11:47 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

KOMPAS.com - Bagian utama roket Long March 5B milik China sedang mesesat turun ke bumi. Roket tersebut mengangkut modul Tianhe dan diluncurkan pada 29 Maret 202.

Para ahli masih belum yakin di mana tepatnya tepatnya puing-puing roket tersebut akan mendarat karena faktor alam yang tidak menentu.

Biasanya, wahana ruang angkasa yang jatuh ke bumi akan terbakar habis oleh atmosfer bumi.

Baca juga: Warga India Panik Bola Api Seperti Roket China Terlihat di Atas Langit

Namun ada juga wahana ruang angkasa berukuran besar yang tidak habis terbakar atmosfer bumi.

Lantas, bila roket tersebut tidak habis terbakar dan jatuh ke bumi, akan di kemanakan puing-puingnya?

Melansir NASA, ada sebuah “kuburan” di mana benda-benda ruang angkasa atau wahana ruang angkasa buatan manusia dibuang ke sana.

Benda-benda ruang angkasa buatan manusia tersebut berbagai macam seperti satelit, roket, bahkan stasiun luar angkasa.

Baca juga: Puing-puing Besar Roket China Long March 5B Hancur di Samudra Hindia

Karena digunakan sebagai tempat pembuangan wahana ruang angkasa, tempat tersebut dinamakan kuburan wahana ruang angkasa.

Lokasinya “kuburan” ini terletak di wilayah di Samudra Pasifik bagian selatan, timur Selandia Baru.

Secara resmi, tempat ini dinamakan South Pacific Ocean Uninhabited Area dan sama sekali tidak ditinggali oleh manusia karena berupa perairan yang sangat luas.

Kebanyakan wahana ruang angkasa yang “dikubur” di sana adalah wahana ruang angkasa yang telah mencapai akhir kegunaannya dan dihancurkan.

Baca juga: Roket China Segera Jatuh ke Bumi, Ini Cara Melacaknya Secara Online

Lokasi kuburan benda-benda ruang angkasa buatan manusia, terletak di Amsudra Pasifik.NASA Lokasi kuburan benda-benda ruang angkasa buatan manusia, terletak di Amsudra Pasifik.

Lokasi antah berantah tersebut dipilih karena sangat terpencil dan untuk lalu lintas pengiriman yang terbatas, agar puing-puingnya tidak membahayakan nyawa manusia.

Melansir Gizmodo, tidak ada pulau di “kuburan” tersebut. Sehingga puing-puing wahana ruang angkasa ditenggelangkan di perairan tersebut.

Kuburan wahana ruang angkasa ini terletak di perbatasan antara zona bathyal dan zona abyssal, 4 kilometer di bawah gelombang.

Di sini gelap, karena tidak ada sinar matahari yang menembus air sedalam ini dengan suhu berkisar antara 2 derajat Celsius hingga 4 derajat Celsius.

Baca juga: Roket China Diprediksi Jatuh di Australia

Melansir Insider, sejak 1971 hingga pertengahan 2016, badan antariksa di seluruh dunia membuang setidaknya 260 wahana ruang angkasa ke wilayah tersebut.

Penghitungan itu telah meningkat secara signifikan sejak tahun 2015, di mana jumlah wahana yang dibuang hanya 161.

Beberapa wahana ruang angkasa yang dikubur di perairan ini adalah stasiun luar angkasa MIR era Uni Soviet, Jules Verne ATV punya Badan Antariksa Eropa, dan roket SpaceX.

Baca juga: AS Berharap Roket China yang Jatuh Tak Terkendali ke Bumi Tak Melukai Orang

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Hubungan Biden-Netanyahu Kembali Tegang, Bagaimana ke Depannya?

Global
Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Kampus-kampus di Spanyol Nyatakan Siap Putuskan Hubungan dengan Israel

Global
Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Seberapa Bermasalah Boeing, Produsen Pesawat Terbesar di Dunia?

Internasional
Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Terkait Status Negara, Palestina Kini Bergantung Majelis Umum PBB

Global
Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Hamas Sebut Kesepakatan Gencatan Senjata di Gaza Kini Tergantung Israel

Global
Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Antisemitisme: Sejarah, Penyebab, dan Manifestasinya

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com