WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Amerika Serikat (AS) menjatuhkan sanksi secara bertubi-tubi kepada Rusia pada Kamis (15/4/2021).
Penjatuhan sanksi itu disebut sebagai pembalasan AS karena Rusia dianggap mengguncang dunia internasional dan menyerang kepentingan Washington.
Baca juga: Rusia Ancam Balas Sanksi yang Tak Bisa Dihindari AS
Washington berulangkali menuduh Moskwa ikut campur dalam pemilihan presiden AS 2020 dengan kampanye disinformasi digital.
Pemerintajan Presiden AS Joe Biden juga menuduh Rusia serta mengatur serangan siber besar-besaran melalui SolarWinds yang ditemukan pada Desember 2020.
Serangan siber tersebut membahayakan ribuan jaringan komputer pemerintah dan sektor swasta AS sebagaimana dilansir AFP.
Selain itu, “Negeri Paman Sam” mengatakan bahwa “Negeri Beruang Putih” melanggar prinsip-prinsip hukum internasional yang mapan.
Baca juga: Tegang dengan Ukraina, Rusia Tank Catnya dengan Garis Invasi
Pelanggaran yang dilakukan Rusia, menurut AS, seperti pendudukan Crimea sejak 2014 dan pengerahan pasukan Rusia di perbatasan Ukraina.
Pengerahan pasukan Rusia berskala besar di perbatasan dengan Ukraina juga meningkatkan kekhawatiran lebih lanjut tentang eskalasi di wilayah itu.
Washington juga menuturkan, Moskwa ikut campur di negara dan wilayah yang penting bagi keamanan nasional AS, seperti Afghanistan.
Di Afghanistan, Moskwa dituduh membayar pemberontak Afghanistan untuk membunuh tentara AS.
Melansir AFP, berikut sanksi yang dijatuhkan AS kepada Rusia.
Baca juga: AS Bakal Sanksi Rusia atas Tuduhan Peretasan dan Intervensi Pilpres
Dalam langkah paling ekstrem, Kementerian Keuangan AS melarang lembaga-lembaga keuangan AS untuk membeli surat utang yang dari Rusia setelah 14 Juni.
Langkah ini kemungkinan berdampak kurang signifikan karena Rusia hanya mengeluarkan surat utang yang terbatas.
Namun, keputusan tersebut rupanya cukup menyakitkan bagi mata uang Rusia, rubel, karena kursnya dengan dollar AS jatuh pada Kamis.
Baca juga: Biden Ajak Putin Bertemu, Rusia Menganggapnya Sebagai Kemenangan
AS memberi sanksi kepada enam perusahaan teknologi Rusia yang dituduh mendukung aktivitas intelijen dunia maya Moskwa.
AS juga menjatuhkan sanksi kepada 32 entitas dan orang-orang yang diduga berusaha memengaruhi pemilihan presiden AS 2020 dengan kampanye disinformasi atas nama pemerintah Rusia.
Kepolisian Federal menawarkan hadiah hingga 250.000 dolalr AS (Rp 3,6 miliar) untuk informasi yang mengarah pada penangkapan beberapa orang tersebut.
Semua perusahaan yang terlibat telah membekukan aset mereka di AS dan penduduk AS dilarang melakukan transaksi apa pun dengan mereka.
Baca juga: Terungkap, Rusia Sebenarnya Enggan Berkonflik Langsung dengan AS
AS bersama dengan Kanada, Inggris, dan Australia menjatuhkan sanksi kepada delapan orang dan entitas yang terkait dengan pendudukan Rusia atas Crimea.
AS secara khusus mengecam dugaan pelanggaran hak asasi manusia di sebuah pusat penahanan di Simferopol, Crimea.
Di sana, para tahanan dilaporkan membeku, kelaparan, menderita sakit, dan ditahan di sel yang tidak berventilasi baik.
Baca juga: NATO Minta Rusia Hentikan Eskalasi Militer di Ukraina untuk Cegah Konflik Meluas
Tak hanya menjatuhkan sanksi, AS juga mengusir sejumlah diplomat Rusia di “Negeri Paman Sam”.
Pada Kamis, Kementerian Luar Negeri AS mengusir 10 diplomat untuk angkat kaki dari Kedutaan Besar Rusia di Washington.
Beberapa di antara diplomat tersebut dituduh sebagai anggota dinas intelijen Moskwa.
Baca juga: Rusia Tuduh AS dan NATO Jadikan Ukraina Tong Mesiu
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.