Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Rusia Ancam Balas Sanksi yang "Tak Bisa Dihindari" AS

Kompas.com - 16/04/2021, 08:09 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

MOSKWA, KOMPAS.com - Juru bicara kementerian luar negeri Maria Zakharova mengatakan pada Kamis (15/4/2021) bahwa Rusia akan memberi balasan yang "tak bisa dihindari" Amerika Serikat (AS) atas sanksi yang diberikan.

Rusia juga sudah memanggil duta besar AS untuk Moskwa, John Sullivan, seperti yang dilansir dari AFP pada Kamis (15/4/2021).

AS pada Kamis pagi waktu setempat, mengumumkan sanksi ekonomi terhadap Rusia dan pengusiran 10 diplomatnya sebagai pembalasan atas dugaan campur tangan pemilu AS, serangan siber besar-besaran, dan aktivitas permusuhan.

Baca juga: Tegang dengan Ukraina, Rusia Tank Catnya dengan Garis Invasi

"AS tidak belum siap untuk menerima kenyataan secara obyektif bahwa ada dunia multipolar yang menolak hegemoni Amerika," ujar Zakharova dalam siaran televisi.

"Kami telah berulang kali memperingatkan AS tentang konsekuensi langkah permusuhan, yang secara berbahaya meningkatkan tingkat konfrontasi antara negara kita," ungkapnya.

"Tanggapan terhadap sanksi (Rusia) tidak bisa dihindari," tambahnya.

Baca juga: AS Bakal Sanksi Rusia atas Tuduhan Peretasan dan Intervensi Pilpres

Zakharova juga mengatakan Kementerian Luar Negeri Rusia telah memanggil Duta Besar AS Sullivan untuk pembicaraan yang katanya "akan sulit untuk pihak Amerika".

Sanksi AS muncul setelah ketegangan meningkat dalam beberapa pekan terakhir, dengan pasukan Rusia mengerumuni perbatasannya dengan Ukraina dan sekutu Barat, Kiev, meminta Moskwa untuk mundur.

Baca juga: Biden Ajak Putin Bertemu, Rusia Menganggapnya Sebagai Kemenangan

Hubungan kedua negara ini sudah jatuh sejak bulan lalu, ketika Presiden AS Joe Biden setuju untuk mendeskripsikan Presiden Rusia Vladimir Putin sebagai "pembunuh".

"Washington harus menyadari bahwa ia harus membayar untuk degradasi hubungan bilateral," kata Zakharova, Kamis (15/4/2021).

"Tanggung jawab atas apa yang terjadi sepenuhnya terletak pada Amerika Serikat," ucapnya.

Baca juga: Terungkap, Rusia Sebenarnya Enggan Berkonflik Langsung dengan AS

Hubungan telah jatuh bebas sejak 2014, ketika Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina dan pertempuran meletus antara pasukan Kiev dan separatis pro-Rusia di timur.

Amerika Serikat selama bertahun-tahun sejak itu menyerang Rusia dengan serangkaian sanksi termasuk atas dugaan peretasan pemilihan presiden 2016 dan pemenjaraan kritikus Kremlin Alexei Navalny baru-baru ini.

Baca juga: NATO Minta Rusia Hentikan Eskalasi Militer di Ukraina untuk Cegah Konflik Meluas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com