MANILA, KOMPAS.com - Seorang pria Filipina meninggal dunia setelah diduga dipaksa oleh penjaga desa melakukan squat sebanyak 300 kali.
Keluarga korban mengatakan, perintah itu diberikan sebagai hukuman karena melanggar karantina virus corona.
Darren Manaog Penaredondo ketahuan membeli air minum setelah jam 6 sore. Dia lalu dituduh melanggar jam malam Covid di kota General Trias, di provinsi Cavite, menurut laporan Rappler.
Baca juga: Perlakukan Suami seperti Anjing demi Hindari Jam Malam, Istri Ini Didenda Rp 17 Juta
Provinsi ini berada di bawah "status karantina komunitas ketat," yang mencakup jam malam dari jam 6 sore sampai jam 5 pagi.
Pasangan Penaredondo, Reichelyn Balce, memberitahu Rappler bahwa Penaredondo dan pria lain yang diduga melanggar larangan Covid-19, pada Kamis pekan lalu (1/4/2021).
Mereka kemudian “dibawa ke Plaza Malabon di depan balai kota. Disana petugas keamanan awalnya menyuruh mereka melakukan squat 100 kali pada.
Pihak berwenang diduga mengatakan pasangan itu akan dipaksa untuk mengulangi latihan jika mereka tidak selaras.
Karena peringatan itu, keduanya akhirnya terpaksa melakukan latihan, gerakan squat, sebanyak 300 kali, tulis Balce dalam sebuah unggahan di Facebook.
Peñaredondo tiba di rumah pukul 8 pagi keesokan harinya.
Baca juga: Tiga Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas setelah Ratusan Orang Menentang Jam Malam
Menurut cerita Balce, pria berusia 28 tahun itu hampir tidak bisa bergerak tanpa bantuan karena dia sangat lelah. Penaredondo memberitahu Balce bahwa dia juga jatuh "beberapa kali" saat menjalankan hukuman itu.
“Sepanjang hari itu, dia berjuang untuk berjalan, dia hanya merangkak,” tulisnya.
Kemudian pada hari yang sama, saudaranya mulai kejang dan seketika jantungnya berhenti.
Dia sempat tersadar kembali sebentar, tetapi lalu meninggal sekitar jam 10 malam.
Kepala polisi kota, letnan kolonel Marlo Nillo Solero, mengatakan kepada Rappler bahwa tidak ada hukuman seperti itu bagi orang-orang yang melanggar pembatasan Covid-19.
“Sebagai gantinya, kami melakukan ceramah,” katanya melansir Guardian pada Selasa (6/4/2021)
Baca juga: Demi Beli Susu untuk Bayinya, Ayah Ini Langgar Jam Malam dan Berujung Ditahan
Wali Kota Jenderal Trias Antonio Ferrer, mengonfirmasi dalam pernyataan Facebook bahwa penyelidikan sedang dilakukan.
"Saudaraku, selamat tinggal, kami sangat mencintaimu," tulis Balce.
"Kami tidak akan membiarkan keadilan tidak diberikan atas kerugian Anda."
Pemerintah Filipina memperpanjang penguncian nasional satu minggu lagi pada Senin (5/4/2021), setelah infeksi virus corona mulai membanjiri banyak rumah sakit di ibu kota dan daerah terpencil.
Filipina telah melaporkan lebih dari 795.000 kasus dengan 13.425 kematian, jumlah tertinggi di Asia Tenggara setelah Indonesia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.