Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tiga Pengunjuk Rasa Myanmar Tewas setelah Ratusan Orang Menentang Jam Malam

Kompas.com - 13/03/2021, 17:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

Sumber AFP

YANGON, KOMPAS.com - Tiga pengunjuk rasa anti-kudeta tewas dalam semalam di kota terbesar Myanmar dilaporkan pada Sabtu (13/3/2021).

Ratusan orang menentang jam malam untuk bersama-sama berkabung menghormati mereka yang tewas sejak militer merebut kekuasaan.

Demonstrasi yang berlangsung setiap hari sejak 1 Februari dilawan dengan peningkatan kekerasan oleh junta Myanmar. Sejak itu, lebih dari 70 orang tewas menurut pakar hak asasi utama PBB di negara itu.

Meski demikian ratusan ribu orang terus berkumpul dan berdemonstrasi di seluruh negeri. Pengunjuk rasa menyerukan pembebasan pemimpin sipil Aung San Suu Kyi, yang ditahan dalam kudeta 1 Februari.

Tindakan keras terhadap demonstrasi sebagian besar terjadi pada siang hari. Sementara pada malam hari pasukan keamanan terlihat berpatroli di jalan-jalan dan melakukan penangkapan.

Namun pada Jumat malam (12/3/2021), rekaman di media sosial menunjukkan polisi menarik tiga warga di jalan-jalan kota Thaketa di Yangon, memukuli kepala mereka dan menyeret mereka pergi.

"Mereka memukuli mereka tanpa alasan," kata orang yang merekam rekaman itu, yang telah diverifikasi oleh AFP.

Penduduk yang marah pergi ke kantor polisi untuk memprotes. Suara tembakan terdengar beberapa jam kemudian di kota itu, termasuk oleh seorang reporter AFP.

"Pasukan keamanan menangkap tiga pemuda, dan saat kami mengikuti untuk mendapatkan mereka kembali, mereka menindak kami," ungkap seorang penduduk yang tidak mau disebutkan namanya pada Sabtu (13/3/2021).

"Dua orang tewas - dengan satu tembakan di kepala dan satu lagi ditembak dengan tembakan yang menembus pipi hingga leher," terangnya.

Dia juga mengatakan harus menunggu sampai polisi berhenti menembak untuk mengambil jenazah.

Baca juga: Biden Beri Bantuan Izin Tinggal dan Bekerja Sementara Warga Myanmar di AS saat Junta Militer Makin Brutal

Granat setrum

Rekaman dan video yang diverifikasi menunjukkan jenazah dua pria, keduanya pendukung partai Liga Nasional untuk Demokrasi Suu Kyi.

Keluarga yang berduka membaringkan keduanya di rumah mereka dengan taburan bunga di atas tubuh mereka.

Media lokal, Democratic Voice of Burma dan Khit Thit Media, juga mengonfirmasi kematian kedua korban.

"Semua orang bilang jangan keluar, tinggal di rumah saja ... tapi dia bilang dia harus keluar lagi karena tiga anak ditangkap di kantor polisi," kenang sang istri salah satu almarhum Si Thu, 37 tahun.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com