Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seperti Apa Kehidupan di Negara Paling Bahagia Sedunia? WNI di Finlandia Bercerita...

Kompas.com - 05/04/2021, 17:29 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Pajak dibayar rakyat untuk rakyat

Senada dengan Aji, Evita Wishnuwardani Haapavaara (55) atau yang biasa dipanggil Meitie, juga merasakan faktor-faktor kebahagiaan itu dalam kehidupan sehari-hari.

"Semua peraturan dibuat berdasarkan azas kesamarataan dan keadilan sosial, tanpa pandang bulu."

"Saya bisa sekolah dan ambil pelatihan apa pun yang saya mau secara gratis," urai wanita asal Jakarta yang berdomisili di Espoo, kota pinggiran Helsinki.

Selama 26 tahun menetap di Finlandia sejak 1994, Evita pun turut merasakan ketatnya aturan di Finlandia, tetapi itu semua pada akhirnya kembali dapat dirasakan manfaatnya oleh masyarakat.

"Kami dengan senang membayar pajak, karena kita juga yang menikmatinya sampai hari tua. Biaya kesehatan gratis atau sangat murah sekali," imbuhnya kepada Kompas.com via pesan teks, Senin (29/3/2021).

Evita mencontohkan saat ia dirawat satu minggu karena infeksi ginjal, dirinya mendapat pelayanan medis setara VIP di Indonesia, dan hanya perlu membayar biaya administrasi, itu pun sangat murah.

"Saya dibebaskan dari pembayaran obat, dokter, pemeriksaan laboratorium, bahkan pemeriksaan lanjutan pun gratis," ungkap Evita yang bekerja sebagai konsultan BtoB dan pendiri LSM Nusantara.ry pada 2003.

Namun, di balik semua fasilitas top itu, warga Finlandia tetap harus patuh aturan karena ada sanksi tegas bagi pelanggarnya.

"Hukum sangat tegas. Kita betul-betul bayar denda dan harus on time. Kalau ada penunggakan dalam pelaksanaan kegiatan maka pasti ada sanksi yang juga tanpa pandang bulu," terang wanita asal Jakarta yang menikah dengan pria asli Finlandia ini.

Baca juga: Cara Mudah Berbahagia Seperti Warga Finlandia

"Beli mobil mahal bukan untuk prestise"

Kisah menarik lainnya dari kehidupan di Finlandia diceritakan Desiree Luhulima (64), WNI yang sudah menetap 23 tahun di sana.

Wanita yang berprofesi guru bahasa Indonesia untuk anak-anak ini menjelaskan, faktor kebahagiaan orang Finlandia didapat dari kedekatan mereka demgan alam.

Desiree Luhulima (tengah) WNI asal Jakarta yang sudah menetap di Finlandia selama 23 tahun.INSTAGRAM @desireeluhulima Desiree Luhulima (tengah) WNI asal Jakarta yang sudah menetap di Finlandia selama 23 tahun.
"Yang alami itu yang bikin mereka sederhana, karena sederhana mereka tidak berlomba-lomba dengan kehidupan. Kalaupun mereka berkejaran itu dengan dirinya sendiri, bukan orang lain."

Desiree yang merupakan keturunan Maluku mencontohkan, orang Finlandia membeli mobil mahal bukan untuk prestise, melainkan lebih ke fungsinya.

Begitu pun jika membeli jam tangan mewah seperti Rolex, bukan untuk status sosial tetapi menghargai desainnya.

"Kalau sampai orang beli itu bukan untuk nampang, tapi untuk menghargai desain itu sendiri," kata WNI asal Jakarta ini kepada Kompas.com melalui video call, Sabtu (27/3/2021), sambil memperlihatkan eloknya pemandangan alam di desa Vesilahti, Finlandia.

Baca juga: Anjing Pendeteksi Virus Corona di Bandara Finlandia, Bagaimana Cara Kerjanya?

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com