KOMPAS.com - April Fools's Day atau April Mop yang diperingati pada 1 April ternyata tidak melulu mengundang tawa, walau secara luas dikenal warga dunia sebagai hari untuk mengumbar kebohongan.
Menurut tradisi, khusus tanggal ini kabar bohong “seolah mendapat toleransi” atau dimaklumi sebagai sebuah lelucon biasa.
Beberapa sejarawan berspekulasi bahwa April Mop berasal dari tahun 1582. Tepatnya ketika Perancis beralih dari kalender Julian ke kalender Gregorian. Peralihan itu mengubah penetapan tahun baru ke 1 Januari, dari sebelumnya pada 1 April.
Orang-orang yang lamban mendapatkan berita itu, terus merayakan tahun baru selama minggu terakhir bulan Maret hingga 1 April. Mereka menjadi bahan lelucon dan disebut “April fools”.
Dalam perkembangannya, beberapa orang menyukai tanggal ini untuk melemparkan lelucon. Tapi bayak juga yang khawatir lelucon itu menjadi bumerang bagi orang lain.
Masalahnya setelah tradisi ini diagungkan berabad-abad lalu, tak jarang sejumlah orang merayakan hari ini secara ekstrem atau kelewatan.
Insider melaporkan sejumlah lelucon-lelucon yang dianggap gagal dalam perayaan April Mop. Bukannya mengundang tawa, kebohongan-kebohongan ini justru memunculkan amarah, kepanikan, bahkan bencana.
Franklin Institute sebuah museum sains di Philadelphia pada 1940 mengeluarkan siaran pers mengerikan.
"Ketakutan terburuk Anda bahwa dunia akan berakhir dikonfirmasi oleh astronom Franklin Institute, Philadelphia,” tulis rilis yang disampaikan oleh juru bicara museum, William Castellini.
Lebih lanjut rilis itu mengatakan ilmuwan telah meramalkan bahwa dunia akan berakhir pukul 15.00 waktu setempat (besok). “Ini bukan lelucon April Mop," tambah pemberitahuan itu.
Kabar itu sontak menyebarkan teror massal di Philadelphia. Saluran darurat dibanjiri soal kabar akhir dunia itu.
Kabar yang membuat heboh itu membuat Castellini dipecat dari posisinya. Sebab ternyata, siaran pers itu hanyalah promosi anehnya untuk pertunjukan mendatang museum tentang kiamat kosmik.
Pada 2014, Angela Timmons diduga mengirim pesan mengejutkan kepada putrinya. Dia mengaku mendengar suara tembakan di kampus tempatnya bekerja.
Putri Angela tidak dapat menghubungi ibunya setelah itu. Menurut New York Daily News, dia lalu menelpon 911.
Polisi muncul di Sekolah Tinggi Virginia di Spartanburg County segera hanya berselang beberapa menit, dari laporan ancaman tersebut. Tetapi mereka tidak menemukan apa pun.