Kota San Chaung yang terkenal ramai dengan kafe, bar, dan restorannya, kini berubah sejak demo anti-kudeta Myanmar dimulai.
Barikade darurat dari bambu, karung pasir, meja, dan kawat berduri dipasang para pedemo guna menghambat pergerakan militer Myanmar.
Lalu, pada Selasa (9/3/2021) pagi, penjual makanan di jalan bergegas mengemas dagangannya.
"Kami harus menyelesaikan penjualan dagangan kami sebelum jam 9 pagi, akan ada tindakan keras lagi di jalan-jalan," kata seorang pedagang yang tak disebut namanya.
Baca juga: Makam Kyal Sin, Gadis 19 Tahun yang Ditembak Mati, Digali Aparat Myanmar
Sejak kudeta militer Myanmar dimulai pada 1 Februari, lebih dari 60 orang terbunuh di tangan aparat keamanan, menurut data dari grup pemantau Assistance Association for Political Prisoners.
Penggerebekan pada Senin (8/3/2021) malam di San Chaung terjadi setelah tiga pedemo ditembak mati oleh militer saat berunjuk rasa.
Namun, militer Myanmar membantah bertanggung jawab atas kematian mereka dengan dalih mempertahankan kekuasaan.
Baca juga: Ketika Pakaian Dalam dan Rok Perempuan Jadi Senjata Melawan Militer Myanmar
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.