Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Trump Disebut Hasilkan Rp 22,5 Triliun Selama 4 Tahun Jadi Presiden AS

Kompas.com - 24/02/2021, 22:25 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PALM BEACH, KOMPAS.com - Mantan Presiden AS Donald Trump disebut menghasilkan 1,6 miliar dollar (Rp 22,5 triliun) selama empat tahun menjabat.

Kabar itu berdasarkan laporan yang dikeluarkan oleh Citizens for Responsibility and Ethics in Washington (CREW).

Grup itu merilis temuan mereka setelah melakukan pemeriksaan pada laporan keuangan mantan presien yang diungkap ke publik.

Baca juga: Setelah Diblokir di Facebook dan Twitter, Pendukung Trump dan Ekstremis Beralih ke yang Lain...

Sementara Trump mengaku mendonasikan gajinya selama jadi Presiden AS, bisnisnya tetap jalan dan dia memeroleh pendapatan.

CREW mencatat, penghasilan presiden ke-45 AS itu di bidang hospitality mengalami penurunan pada 2020, terutama akibat virus corona.

Meski begitu, si mantan presiden masih bisa mengantongi 1,613,583,013 dollar AS dari Trump Organization maupun dari lini bisnis lain.

Laporan itu sempat mencatat bahwa eks presiden berusia 74 tahun tersebut meraup 1,790,614,202 dollar AS, atau Rp 25,2 triliun.

Namun dilaporkan The Independent Selasa (23/2/2021), data itu masih samar karena ada aset yang dimasukkan ke daftar "Lebih dari 5 juta dollar AS".

Penghasilan terbesarnya berasal dari properti yang sering dikunjungi suami Melania itu selama empat tahun berkuasa.

Baca juga: Mahkamah Agung Tolak Permintaan Trump yang Enggan Serahkan Catatan Pajak

Di antaranya adalah Mar-a-Lago, kelab yang dikelola di Palm Beach, Florida, kemudian The Trump International Hotel di Washington DC.

Kemudian padang golf yang berlokasi di Doral(Florida), Bedminster yang terletak di New Jersey, hingga Trump National di Virginia.

Jika digabungkan, tempat itu sudah memberikan lebih dari 620 juta dollar AS (Rp 8,7 triliun) selama empat tahun.

Baca juga: Trump Dijadwalkan Kembali Sapa Pendukungnya, Rencana Maju Lagi 2024?

CREW berpendapat, penghasilan lainnya didapat dari pengusaha atau pejabat yang membayar mahal di properti Trump demi disukai sang presiden.

Kelompok itu menjelaskan karena pengaruh Trump, maka bisnis pemerintah AS bisa diarahkan sesuai mereka yang mendapatkan perhatian presiden.

Laporan tersebut muncul setelah Mahkamah Agung AS memerintahkan si mantan presiden menyerahkan pengembalian pajaknya ke jaksa New York.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

PM Singapura Lee Hsien Loong Puji Jokowi: Kontribusinya Besar Bagi Kawasan

Global
Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com