Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

10 Tahun Runtuh akibat Gempa, Gereja Katedral Kristus Selandia Baru Akhirnya Direnovasi

Kompas.com - 21/02/2021, 18:34 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

CHRISTCHURCH, KOMPAS.com - Gereja Katedral Kristus di kota Christchurch, Selandia Baru adalah bangunan paling ikonik sebelum runtuh akibat gempa bumi 10 tahun lalu. Peristiwa yang menewaskan 185 orang dan lebih banyak lagi pada hari-hari sesudahnya.

Selama bertahun-tahun perdebatan kerap terjadi tentang apakah reruntuhan itu harus dibangun kembali atau dihancurkan saja, mengingat bangunan itu mudah runtuh dalam skala lebih luas meski sedang dibangun kembali.

Pada Senin lalu (15/2/2021) tepat satu dekade runtuhnya gereja itu akibat gempa, proyek pembangunan gereja menunjukkan perkembangan. 

Gereja itu akhirnya dibangun perlahan agar tampak seperti aslinya yang selesai dibangun pada 1904. Namun pertama-tama mereka harus mengamankan jenazah yang tertimbun.

Baca juga: Begini Cara Selandia Baru Gelar Konser Besar Saat Pandemi Covid-19

Peter Carrell, uskup gereja Christchurch mengatakan pembukaan kembali gereja katedral itu akan menjadi tonggak penting.

"Saya pikir ini akan menjadi sangat penting karena akan menyatukan Christchurch kembali," ungkap Carrell dikutip Associated Press (AP). Menurut Carrell, pemugaran kembali akan memulihkan Christchurch setelah gempa.

Namun gereja itu masih belum bisa dibangun sampai 6 tahun sesudahnya. Mempertahankan bangunan yang tersisa ternyata lebih mahal dan memakan waktu daripada menghancurkan dan memulai dari awal.

Sejauh ini, gabungan dana dari asuransi, gereja, dewan dan sumber pemerintah hanya berjumlah sekitar 2/3 dari harga 154 juta dollar Selandia Baru.

Keith Paterson, direktur proyek pembangunan mengatakan tujuannya adalah agar tim penggalangan dana mengumpulkan sisa uang dari donor lokal dan internasional.

Baca juga: Awalnya Tertutup Semak, Begini Transformasi Gereja Berusia 800 Tahun Usai Direnovasi

“Kami sangat yakin kami akan mendapatkan uang ketika proyek selesai,” kata Carrell. “Kami punya banyak uang untuk memulai.”

Di tempat lain di kota itu, bangunan baru bermunculan, bersama dengan taman bermain dan taman yang inovatif.

Namun di tempat beberapa bangunan yang dulu berdiri, kini hanya ada tempat parkir kosong, dan toko serta tempat bisnis yang pindah ke pinggiran kota.

Ada juga perbedaan di lingkungan itu. Bagian-bagian kota di barat terlihat seperti sebelum gempa. Tapi di timur, di mana tanah rawan likuefaksi, seluruh pinggiran kota telah dihancurkan.

Alasan penghancuran, pihak berwenang menganggap tanah itu terlalu tidak stabil untuk dibangun kembali.

Baca juga: Bayi Tewas Usai Dibaptis, Gereja Kristen Ortodoks Romania Dikecam

 

Beberapa pinggiran kota sekarang terlihat seperti taman raksasa, dengan beberapa pohon buah-buahan dan kabel listrik, satu-satunya tanda bahwa dahulu pernah ada rumah di sana.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Serangan Roket dan Drone Rusia, 2 Warga Ukraina Tewas

Global
Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Gencatan Senjata di Gaza Masih Bergantung Israel

Global
Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Balita Ini Sebut Ada Monster di Dinding Kamar, Ternyata Sarang 50.000 Lebah

Global
Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Serang Wilayah Ukraina, Pesawat Tempur Rusia Ditembak Jatuh

Global
Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Remaja 16 Tahun di Australia Ditembak di Tempat setelah Lakukan Serangan Pisau

Global
Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Sempat Jadi Korban AI, Warren Buffett Beri Pesan Serius

Global
Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Kompetisi Band Metal Kembali Digelar di Jeddah

Global
Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Di KTT OKI Gambia, Menlu Retno: Negara Anggota OKI Berutang Kemerdekaan kepada Rakyat Palestina

Global
Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Warga Palestina Berharap Perang Berakhir, Tapi Pesimis Gencatan Senjata Cepat Terwujud

Global
Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Politikus Muslim Sadiq Khan Menang Pemilihan Wali Kota London untuk Kali Ketiga

Global
Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Hamas Tuntut Gencatan Senjata Abadi, Israel: Itu Menghambat Proses Negosiasi

Global
Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Makna di Balik Lagu Pop Propaganda Korea Utara yang Ternyata banyak Disukai Pengguna TikTok

Global
Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Rangkuman Hari Ke-801 Serangan Rusia ke Ukraina: Rusia Resmi Buru Zelensky | Ukraina Tembak Sukhoi Su-25

Global
China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

China Luncurkan Chang'e-6 ke Sisi Jauh Bulan, Ini Misinya

Global
Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Rangkuman Terjadinya Protes Pro-Palestina oleh Mahasiswa di 8 Negara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com