Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Navalny Rilis Penyelidikan “Istana Putin”, Ada Kasino dan Strip Club Pribadi di Dalamnya

Kompas.com - 20/01/2021, 08:34 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum

Penulis

MOSKWA, KOMPAS.com - Kritikus Kremlin Alexei Navalny, yang ditangkap sekembalinya ke Rusia akhir pekan lalu, merilis penyelidikan terhadap properti mewah Laut Hitam.

Investigasi dipublikasikan di blog tokoh oposisi dengan video YouTube berdurasi dua jam yang direkam sebelum dia kembali ke Rusia.

Melansir AFP pada Selasa (19/1/2021), Dia mengklaim istana mewah itu sebagai milik Presiden Rusia Vladimir Putin. Properti itu disebut menelan biaya 1,35 miliar dollar (Rp 19 triliun) dan dibayar "dengan suap terbesar dalam sejarah".

Laporan tersebut menuduh bahwa properti, yang terletak di sepanjang pantai Laut Hitam selatan Rusia, berukuran 39 kali Monaco, dengan luas 17.691 meter.

Melansir Daily News pada Rabu (20/1/2021), Navalny mengklaim memiliki denah lantai dari properti mewah Putin di pantai Laut Hitam selatan Rusia yang menggunakan interior istana di dalamnya.

Investigasi itu menampilkan Gambar 3D dari interior lahan yang dituduh sebagai “Istana Putin”.

Terdapat serangkaian kamar mewah mulai dari ruang arcade dengan mesin slot dan lantai dansa, spa dan teater di dalam mansion. Termasuk juga kompleks gelanggang es bawah tanah dan bahkan kebun anggur di halaman.

Navalny mengklaim bahwa tanah itu juga termasuk gereja dan strip club yang dilengkapi tiang penari.

Gambar 3D dari interior lahan yang dituduh sebagai ?Istana Putin?. 
navalny.com Gambar 3D dari interior lahan yang dituduh sebagai ?Istana Putin?.
Baca juga: Navalny Desak Masyarakat Rusia Bergerak Turun ke Jalan Melawan Putin

“Ada pagar yang tidak bisa ditembus, pelabuhannya sendiri, keamanannya sendiri, gereja, sistem perizinannya sendiri, zona larangan terbang dan bahkan pos pemeriksaan perbatasannya sendiri,” kata Navalny.

Penyelidikan mengklaim bahwa Dinas Keamanan Federal Rusia (FSB) memiliki sekitar 7.000 hektar tanah di sekitar properti.

Sekutu dekat Putin, termasuk Igor Sechin, pimpinan perusahaan minyak raksasa Rusia Rosneft, dan miliarder taipan Gennady Timchenko dituding sebagai pihak yang membiayai kompleks ini.

"Ini adalah negara bagian yang terpisah di dalam Rusia. Dan di negara bagian ini ada satu “pimpinan” yang tak tergantikan. Putin," kata Navalny.

Investigasi itu diterbitkan sehari setelah Navalny dijatuhi hukuman 30 hari penjara. Aparat keamanan menahannya setelah kembali dari Jerman untuk pertama kalinya sejak dia diracuni dengan agen saraf Novichok pada Agustus.

Juru kampanye anti-korupsi berusia 44 tahun ini menyalahkan Putin sebagai orang yang memerintahkan upaya untuk meracuninya. Namun, klaim itu berulang kali dibantah Kremlin.

Pada 2 Februari, pengadilan akan mulai mempertimbangkan, apakah hukuman percobaan tiga tahun dan enam bulan yang diterima Navalny pada 2014 karena tuduhan penipuan, harus diubah menjadi hukuman penjara.

Baca juga: Alexei Navalny Ditahan Rusia Saat Mendarat di Moskwa

Halaman Berikutnya
Halaman:

Terkini Lainnya

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Dokter Palestina Meninggal Usai Ditahan 4 Bulan di Penjara Israel

Global
88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

88 Anggota Kongres AS dari Partai Demokrat Desak Biden Pertimbangkan Setop Jual Senjata ke Israel

Global
Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Banjir Brasil, 39 Tewas dan 74 Orang Hilang

Global
Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Turkiye Setop Perdagangan dengan Israel sampai Gencatan Senjata Permanen di Gaza

Global
Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Dirjen WHO: Rafah Diserang, Pertumpahan Darah Terjadi Lagi

Global
Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Cerita Dokter AS yang Tak Bisa Lupakan Kengerian di Gaza

Global
Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Asal-usul Yakuza dan Bagaimana Nasibnya Kini?

Global
Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Hujan Lebat di Brasil Selatan Berakibat 39 Orang Tewas dan 68 Orang Masih Hilang

Global
Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: '150.000 Tentara Rusia Tewas' | Kremlin Kecam Komentar Macron

Rangkuman Hari Ke-800 Serangan Rusia ke Ukraina: "150.000 Tentara Rusia Tewas" | Kremlin Kecam Komentar Macron

Global
Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Hamas Sebut Delegasinya Akan ke Kairo Sabtu Ini untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

[POPULER GLOBAL] Pelapor Kasus Boeing Tewas | Pria India Nikahi Ibu Mertua 

Global
Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com