Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Bagaimana Konsumsi dan Harga Minyak Bumi pada 2021?

Kompas.com - 11/01/2021, 13:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sementara itu, minyak mentah berjangka acuan West Texas Intermediate (WTI) AS harganya diperkirakan rata-rata menyentuh 47,45 dollar AS per barel pada 2021.

Perkiraan harga tersebut juga naik daripada jajak pendapat yang digelar pada November 2020 yang menyebut minyak mentah berjangka acuan WTI 46,40 dollar AS per barel.

Varian baru virus corona yang terdeteksi di Inggris meningkatkan risiko pembatasan baru dan aturan tinggal di rumah.

Analis memperkirakan, pemulihan permintaan minyak akan bergantung pada kecepatan distribusi dan penyuntikan vaksin virus corona yang sedang dikembangkan untuk memerangi Covid-19.

Namun demikian, para analis menambahkan bahwa kondisi permintaan minyak tidak akan langsung kembali seperti keadaan sebelum pandemi hingga akhir 2022 atau 2023.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (2) Pemanfaatan Geotermal Sebagai Penghangat Ruangan

Analis pasar senior di OANDA Edward Moya mengatakan varian baru virus corona berpotensi membuat pengambil kebijakan memutuskan untuk menerapkan pembatasan yang lebih ketat.

"Strain baru virus corona mungkin mempersulit prospek dan menyebabkan lockdown yang lebih ketat yang akan melumpuhkan prospek permintaan minyak mentah untuk kuartal pertama (2021)," kata Moya.

"Langkah-langkah lockdown tambahan dan gerakan OPEC plus yang hati-hati dalam meningkatkan output akan menjadi titik fokus untuk kuartal pertama tahun ini," sambung Moya.

OPEC dan sekutunya termasuk Rusia, yang disebut OPEC plus, telah setuju untuk melonggarkan pengurangan produksi mereka sebesar 500.000 barel per hari mulai Januari.

OPEC plus dijadwalkan bertemu pada 4 Januari untuk membahas kebijakan, termasuk kemungkinan pelonggaran tambahan 500.000 barel per hari pada Februari.

“Jika OPEC plus melonggarkan pemotongan produksi terlalu cepat, ada ancaman kemunduran harga. Tetapi jika terlalu berhati-hati (dan harga naik secara signifikan), keretakan bisa muncul dan produksi shale oil AS bisa naik lagi," kata analis dari Commerzbank, Carsten Fritsch.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (3) Daftar Negara dengan PLTP Terbesar, Indonesia Peringkat 2

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com