Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Inspirasi Energi: Bagaimana Konsumsi dan Harga Minyak Bumi pada 2021?

Kompas.com - 11/01/2021, 13:23 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Produsen diharapkan untuk terus mencari penghematan biaya jika memungkinkan.

Baca juga: Inspirasi Energi: Energi Arus Laut yang Kurang Dikembangkan

Laporan tersebut menunjukkan hubungan yang tegang antara AS dan China menambah tekanan pada aktivitas perekonomoian global.

Di sisi lain. Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) plus juga akan tetap menjadi fokus utama pada 2021 sebagaimana dilansir dari OilPrice.

Produksi minyak di Libya dilaporkan telah meningkat dan dapat mencapai hingga 1,2 juta barel per hari.

Sementara itu, data yang dirilis oleh S&P Platts menunjukkan bahwa OPEC plus adalah pihak yang memproduksi minyak paling banyak pada November 2020.

Sementara itu, Libya, Venezuela, dan Iran menambahkan lebih dari 600.000 barel ke pasar pada Desember 2020. Analis berharap tren tersebut akan berlanjut tahun depan.

Baca juga: Inspirasi Energi: Mengenal Energi Ombak Laut yang Potensial

Selain itu, produksi minyak dari shale oil adalah faktor penting lainnya yang harus diamati pada 2021.

Pasalnya, AS yang akan dipimpin Joe Biden mulai 20 Januari mendatang dinilai kurang bersahabat dengan industri minyak dan gas.

Keputusan Arab Saudi baru-baru ini untuk memperpanjang pengurangan produksi minyak pada awal tahun adalah berita yang sangat baik bagi para perusahaan minyak di AS.

Namun, tetapi industri minyak masih berada di tahun yang sulit jika pandemi global tidak ditangani dan jika permintaan minyak tidak pulih dengan cepat.

Baca juga: Inspirasi Energi: Energi Pasang Surut Air Laut yang Melimpah di Seluruh Dunia

Harga minyak

Di sisi lain, harga minyak tampaknya tidak akan mengalami banyak pemulihan pada 2021 karena munculnya varian baru virus corona dan adanya pembatasan perjalanan.

Kondisi itu akan semakin mengancam permintaan bahan bakar yang sudah melemah sejak pandemi virus corona dimulai.

Hal itu berdasarkan jajak pendapat yang digelar oleh Reuters terhadap 39 ekonom dan analis yang dilakukan pada paruh kedua Desember 2020.

Para analis dan ekonom tersebut memperkirakan harga minyak mentah berjangka acuan Brent rata-rata akan menyentuh 50,67 dollar AS per barel pada 2021.

Perkirahan harga tersebut naik dari jajak pendapat yang digelar sebelumnya yang memperkirakan harga minyak mentah berjangka acuan Brent rata-rata 49,35 dollar AS per barel.

Baca juga: Inspirasi Energi: Panas Bumi (1) Geotermal Masih Dimanfaatkan untuk Memasak di Negara-negara Ini

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com