Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kanselir Angela Merkel: Jerman Masih Akan Hadapi Krisis Covid-19 pada 2021

Kompas.com - 31/12/2020, 07:52 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber AFP

BERLIN, KOMPAS.com - Krisis virus corona bersejarah di Jerman akan masih berlanjut pada 2021 meski vaksin telah membawa harapan, demikian ungkap Kanselir Jerman Angela Merkel, dikutip AFP, Kamis (31/12/2020).

Merkel mengecam teori konspirasi yang digelontorkan orang-orang yang skeptis terhadap virus dan mengatakan bahwa itu 'salah dan berbahaya', juga 'olok-olok dan kejam' terhadap mereka yang menderita selama pandemi.

"Hari-hari ini dan minggu-minggu ini... adalah masa-masa sulit bagi negara kita," Merkel memperingatkan. "Dan itu akan bertahan untuk sementara waktu."

Baca juga: Sambil Memohon, Kanselir Jerman Angela Merkel Instruksikan Pembatasan Corona Ketat

Dalam pidato Tahun Baru terakhirnya sebagai kanselir setelah empat kali masa jabatan, pesan Merkel disampaikan dengan tenang seperti biasanya.

"Musim dingin tetap sulit," katanya. "Tantangan yang ditimbulkan pandemi tetap besar."

Merkel berterima kasih pada sebagian besar orang Jerman yang telah mematuhi pembatasan keamanan yang diberlakukan oleh pihak berwenang.

Baca juga: Angela Merkel, Kanselir Perempuan Pertama yang Berhasil Pimpin Jerman 15 Tahun

Namun, dia juga punya kata-kata kasar untuk para skeptis virus, yang banyak dari mereka melakukan protes di jalan, mengabaikan aturan keamanan seperti wajib memakai masker.

"Saya hanya bisa membayangkan kepahitan yang dirasakan oleh mereka yang berduka atas orang yang dicintai karena virus corona, atau mereka yang masih menderita akibatnya, ketika keberadaan virus itu diperdebatkan atau disangkal oleh beberapa orang," kata Merkel.

"Teori konspirasi tidak hanya salah dan berbahaya, tapi juga sinis dan kejam terhadap orang-orang ini," tambah kanselir Jerman itu.

Namun demikian, Merkel mengatakan masih ada harapan untuk tahun yang akan datang.

Baca juga: Merkel Tegaskan Tak Akan Maju untuk Kali Kelima

"Untuk beberapa hari, harapan punya wajah baru: yaitu ketika orang-orang divaksinasi di panti jompo dan di antara para petugas kesehatan," ujar Merkel.

Dalam 15 tahun kekuasaannya, dia mengakui, "tidak pernah kami, meskipun ada kekhawatiran, begitu terburu-buru memasuki tahun baru."

Jerman, yang dipuji karena penanganan gelombang pertama, telah terpukul keras oleh gelombang kedua virus corona.

Lebih dari 32.000 orang kini telah meninggal akibat virus itu di Jerman, dan pada Rabu jumlah kematian harian melewati 1.000 untuk pertama kalinya.

Baca juga: Wabah Corona di Jerman, Kanselir Angela Merkel Optimis namun Berhati-hati

Meski begitu para pejabat mengatakan bahwa tingginya angka harian itu karena sebagian laporan terlambat disampaikan.

Jerman diisolasi sebagian wilayah hingga 10 Januari, dengan sebagian besar toko tutup bersama dengan sekolah, restoran, fasilitas budaya dan rekreasi.

Perayaan Malam Tahun Baru akan diredam, dengan larangan penjualan kembang api dan pembatasan ketat pada jumlah orang yang dapat berkumpul di depan umum.

Baca juga: Krisis Virus Corona Tingkatkan Kepercayaan Masyarakat Terhadap Kanselir Jerman Angela Merkel

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com