Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Polisi Temukan Potongan Tubuh di Dekat Lokasi Ledakan Pagi Natal di Nashville

Kompas.com - 26/12/2020, 16:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber CNN,CBS News

NASHVILLE, KOMPAS.com - Polisi di Nashville, Tennessee, AS pada Jumat (25/12/2020) menemukan potongaan tubuh yang diduga bagian dari jasad manusia, di dekat lokasi ledakan besar dari kendaraan rekreasi (RV) yang terjadi pada pagi Natal.

Kepala Departemen Kepolisian Metro Nashville, John Drake mengatakan bahwa para penyelidik menemukan jaringan itu di sekitar puing-puing besar yang meledak, pada Jumat malam, seperti yang dilansir dari CNN pada Sabtu (26/12/2020).

Namun, pihak polisi tidak bisa mengatakan secara resmi seberapa dekat penemuan potongan tubuh itu berada dari lokasi ledakan saat Natal di AS itu.

Pemeriksaan yang dilakukan untuk memastikan apakah potongan tubuh itu adalah jasad manusia dan bagian dari pelaku ledakan.

CBS News pertama kali yang melaporkan informasi tentang kemungkinan potongan jasad manusia ditemukan di antara puing-puing ledakan.

Baca juga: Ledakan Pagi Natal di Nashville, dari Pesan Peringatan hingga Jumlah Korban

Sementara ini, seperti yang dilansir dari CBS Chicago pada Jumat (25/12/2020) bahwa pihak berwenang saat ini percaya bahwa ledakan RV besar-besaran pada pagi Natal di Nashville itu disengaja.

Pakar terorisme di Chicago mengatakan pada tahap awal kasus ini memiliki tanda-tanda serangan terorisme demonstratif.

Artinya orang di balik kejadian ledakan itu menginginkan perhatian, seperti yang dilansir dari CBS Chicago.

Peringatan untuk meninggalkan area tersebut diberikan sebelum ledakan, dan sekarang fokusnya sekarang telah bergeser ke sebuah motif.

“Biasanya ada postingan video. Biasanya ada postingan blog. Biasanya ada semacam komunikasi tertulis yang tertinggal," kata Robert Pape, seorang profesor dan direktur Proyek Chicago tentang Keamanan dan Ancaman di Universitas Chicago.

Baca juga: Ledakan di Pagi Hari Natal di Nashville, Warga Panik dan Bingung

Motif ledakan

Menurut Pape bahwa sebuah motif bisa terungkap dalam beberapa jam mendatang, yang dikenal paling baik untuk mempelajari suatu tindakan terorisme bunuh diri.

“Motifnya datang langsung dari pelaku. Tidak ada jalan rahasia untuk melacak motif itu,” ujar Pope.

“Saya akan mengatakan bahwa itu kemungkinan besar adalah terorisme demonstratif," lanjutnya.

"Itu (terorisme demonstratif) adalah tindakan yang mencoba mengancam orang lain untuk menarik perhatian politik, yang tujuannya adalah untuk menciptakan perhatian maksimum. Bukan untuk membunuh sebanyak mungkin orang," paparnya.

Baca juga: Ledakan di Pagi Hari Natal di Nashville, AS, Ini Faktanya...

Kemudian, pihak polisi mengatakan ledakan itu disengaja dan mencapai tujuannya untuk menciptakan kekacauan.

“Ada beberapa faktor yang menunjukkan kepada Anda bahwa pelaku melakukan upaya untuk meminimalkan kerusakan,” kata Pape.

Indikasi itu dilihat dari pemilihan waktu ledakan yang berlangsung di pagi hari, jalanan kosong, dan pada pagi Natal.

Lebih dari 40 bangunan hancur. Tiga orang dibawa ke rumah sakit dengan luka yang tidak mengancam nyawa.

Baca juga: Afghanistan Kembali Diguncang Ledakan, 15 Anak-anak Tewas

Polisi menghabiskan sebagian besar waktunya untuk mengatasi kerusakan.

"Jika polisi benar-benar mengira ada pelaku yang melarikan diri di kota, ini akan berubah menjadi seorang pria bom a la Boston," kata Pape.

Polisi federal dan lokal berjanji untuk mencaritahu siapa di balik ledakan yang mengguncang pagi Natal itu.

Polisi Chicago sedang memantau situasi, tetapi pada Jumat malam (25/12/20202), ia mengatakan tidak ada ancaman yang dapat dipercaya terhadap kota itu.

Baca juga: Lokasi Ledakan Nuklir di Chernobyl Diwacanakan Jadi Warisan Dunia UNESCO

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah Sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Lebih dari 2.000 Pengunjuk Rasa Pro-Palestina Ditangkap di Kampus-kampus AS

Global
Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Pelapor Kasus Pelanggaran Boeing 737 Meninggal Mendadak

Global
[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

[POPULER GLOBAL] Ratusan Ribu Ikan di Vietnam Mati Kekurangan Air | Hamas Minta Gencatan Senjata Permanen

Global
Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Polisi Tangkapi Para Demonstran Pro-Palestina di UCLA

Global
Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Gelombang Panas Akibatkan Kematian Massal Ikan di Vietnam

Global
Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Kolombia Putuskan Hubungan dengan Israel Terkait Genosida Palestina

Global
Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Tol di China Tenggara Ambruk, 48 Orang Tewas

Global
Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Seperti Apa Kemampuan Fujian, Kapal Induk Baru China?

Internasional
Pejabat AS Desak China dan Rusia: Bukan AI yang Pegang Kendali Nuklir, Tapi Manusia

Pejabat AS Desak China dan Rusia: Bukan AI yang Pegang Kendali Nuklir, Tapi Manusia

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com