HOUSTON, KOMPAS.com - Di balik masker, face shield, dan pakaian alat pelindung diri (APD), Dr Joseph Varon membungkuk ke pasien Covid-19 di dekatnya yang menggenggam handphone.
Di ujung panggilan video, beberapa orang mengungkapkan kegembiraannya kepada pria itu yang telah membantu menyelamatkan nyawa Gloria Garcia dari virus corona yang telah menewaskan lebih dari 278.000 orang di AS dan terus bertambah.
Varon, kepala staf di United Memorial, sebuah rumah sakit kecil yang merawat pasien minoritas di lingkungan berpenghasilan rendah di utara Houston, menjadi berita utama ketika fotonya memeluk seorang pasien Covid-19 lanjut usia pada Thanksgiving menjadi viral.
Pelukan itu adalah momen empati yang jujur dan memberikan semangat.
Namun di balik itu, sang dokter juga merasa kelelahan.
Melansir AFP pada Minggu (6/12/2020), Varon yang wakti itu dikunjungi oleh tim AFP pada Jumat (4/12/2020) yang merupakan hari kerjanya yang ke-260 dalam menangani pasien Covid-19, berbagi cerita.
Baca juga: Akibat Pandemi Virus Corona, Kunjungan Wisatawan ke Kamboja Anjlok 76 Persen
Varon mengatakan bahkan beberapa jam istirahatnya di rumah setiap hari dicuri dengan panggilan telepon tanpa henti. Dia tidur tidak lebih dari satu atau dua jam semalam.
"Jangan tanya saya bagaimana saya bisa melakukan ini," tambahnya.
Donat berperan, katanya sambil menunjukkan sebuah kotak donat.
"Apa pun yang disediakan adalah apa yang akan saya makan, karena Anda tidak tahu kapan Anda akan makan lagi," ujarnya.
Blak-blakan dan frustrasi, Varon mengeluh kepada media sejak Juli bahwa dia dan stafnya "kehabisan tenaga."
"Staf saya sangat lelah. Perawat saya, mereka akan mulai menangis di tengah hari. Mereka akan rusak karena mereka begitu kewalahan dengan jumlah kasus (Covid-19) yang kami hadapi, sehingga mereka benar-benar kelelahan," katanya kepada AFP.
Baca juga: Ini Para Pengusaha yang Untung Besar Selama Pandemi Virus Corona
Di dalam bangsal perawatan kritis Covid-19, tempat tidurnya penuh. Staf mengambil tanda vital dan memeriksa pasien. Varon melakukan kegiatan hariannya.
Pasien Covid-19, Garcia, sebelum panggilan videonya, duduk di tempat tidur dan dengan hati-hati menata rambut dan riasannya.
Pasien lain berbaring di atas bantal mereka, dengan kartu ucapan cepat sembuh yang ditempel di dinding.
Wajah petugas medis hampir tidak bisa dilihat melalui lapisan APD.
Beberapa, termasuk Varon, mengenakan foto diri mereka yang besar di leher mereka.
Kesepian dan kurangnya kontak manusia di bangsal itulah yang mendorong rasa kasihannya pada pria yang dipeluknya di foto yang viral itu, katanya.
Baca juga: Pemilu Malaysia Akan Digelar Setelah Pandemi Virus Corona Selesai
Selama musim panas, ketika kasus-kasus di Texas melonjak, para petugas medis dibantu oleh tim tentara spesialis yang memberikan dukungan medis.
Namun, tim tentara segera melanjutkan tugasnya yang lain. Sementara, Varon dan stafnya masih terus bekerja menangani pasien Covid-19.
Mereka masih memiliki beberapa bala bantuan, sejak pandemi dimulai, perawat yang dari seluruh Amerika telah bergegas menuju bahaya bahkan ketika yang lain telah kelelahan.
Demetra Ransom adalah salah satunya. Dia meninggalkan rumahnya di Florida untuk menuju New York, episentrum wabah Covid-19 AS di musim semi, dan kemudian ke hotspot lain sebelum mendarat di Houston.
Di United Memorial dia tanggap terhadap pasien, menyentuh lengan dan bahu mereka untuk menghibur mereka.
Ransom berbicara bahkan kepada mereka yang tidak responsif, memulihkan kondisi mereka, jika mereka dapat mendengar.
Baca juga: Eksistensi Tari Ronggeg Blantek dan Tari Cenderawasih Asal Indonesia di Tengah Pandemi Virus Corona
Tidak harus seperti ini, Varon yakin.
Dia telah mengungkapkan kekesalannya dengan kegagalan Amerika dalam mengendalikan pandemi virus corona berkali-kali.
Gubernur Texas George Abbott, seorang Republikan dan sekutu Presiden Donald Trump, memerintahkan lockdown 1 bulan di negara bagian itu pada April, tetapi tidak memperbaruinya.
Pemakaian masker tidak menjadi kewajiban di Texas sampai Juli, karena kasus melonjak dan negara bagian menjadi salah satu pusat penyebaran Covid-19 baru AS.
Namun, Abbot mengatakan tidak akan ada lagi lockdown.
"Orang-orang di luar sana ada di bar, restoran, mal," kata Varon kepada CNN saat diwawancarai tentang foto viral tersebut.
"Ini gila. Orang tidak mendengarkan dan kemudian mereka berakhir di ICU saya," tambahnya.
Jika orang Amerika mengikuti pedoman kesehatan dasar dan jarak sosial, "petugas medis seperti saya mudah-mudahan bisa beristirahat," katanya.
Baca juga: Pandemi Virus Corona, IMF Perpanjang Keringanan Utang 28 Negara
Namun, dia tampaknya tidak memikirkan tidur. Dia tahu masih ada tantangan yang harus ditempuh.
Enam sampai 12 minggu ke depan, selama periode Natal dan memasuki tahun baru, kemungkinan akan menjadi "minggu-minggu paling gelap dalam sejarah medis Amerika modern," katanya dalam wawancara baru-baru ini dengan ABC.
Kasus di Texas sudah begitu tinggi, sehingga Abbott telah meminta pusat medis militer diubah untuk menerima pasien non-Covid untuk mengosongkan ruang di rumah sakit.
Pejabat county, sementara itu, telah meminta kamar mayat keliling tambahan.
Pusat Medis United Memorial baru-baru ini menambkan ruang untuk pasien Covid-19 sebagai antisipasi.
Di area pementasan utama yang dipisahkan dari kamar bangsal oleh pembatas, staf United Memorial melepaskan beberapa alat pelindung mereka di bawah tanda bertuliskan "COVID HUNTERS."
Tatapan mereka sayu, mereka berhenti dan mengatur napas.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.